Perbedaan Simplex Model CYCLOIDE dan NEO (part 1)

Postingan ini sebenarnya sudah pernah dimuat di WIWINAKED Bulan Februari 2007, tetapi tidak ada salahnya kalo kami tampilkan kembali di blog khusus simplex ini karena postingan tersebut sangat bermanfaat untuk menambah wawasan kita.

Ada beberapa perbedaan antara Cycloide dengan Neo pada Simplex, yakni :

A. Konstruksi Sepeda :

1. Untuk Cycloide jenis laki-laki bagian kerangka belakang (supitan yang tegak) dilas menyambung dengan supitan bawah demikian pula Neo yang edisi lama (sebelum tahun 1940). Cycloide perempuan setelah tahun 1948 dan Neo edisi baru 1950-an memakai sambungan baut.

simplex1.jpg

2. Untuk model kruisframe bagian kerangka belakang (supitan yang tegak) dibaut dengan supitan bawah, sedangkan bagian cross yang menuju belakanglah yang dilas nyambung dengan supitan bawah. Neo Kruisframe atas bawah juga sambungan baut.

simplex31.jpgsimplex41.jpg

3. Untuk jenis Cycloide Pristerrijwiel bagian bawah supitan yang tegak dibaut dengan ujung supitan bawah. Khusus jenis Priesterrijwiel tidak menggunakan braket 38mm sebagaimana pada model frame Neo.

simplex5.jpg

4. Pada sepeda laki-laki bagian atas dan bawah tube depan terdapat bagian yang ‘menonjol’ (kecuali untuk tipe perempuan, Kruisframe dan Pristerrijwiel tidak ada bagian tube yang menonjol). Tonjolan pada tube depan ini juga nampak pada model NEO yang seri lama (edisi digit 5 sampai (2******), pada model Neo yang edisi baru tidak lagi terdapat tonjolan.

simplex6.jpg simplex7.jpg

5. Logo emblem bagian depan tidak berada ditengah persis, tapi agak keatas. Dua ukuran 620 mm dibandingkan dengan emblem logo Gazelle yang terletak ditengah-tengah  tube depan (frame hoogte).

simplex8.jpg

B. Konstruksi Rem :

1. Model Cycloide dan Neo edisi lama (1906-1940) menggunakan rem karet (remnaaf) dengan konstruksi unik. Konstruksi ini dapat diidentifikasi dari bentuk dudukan (berupa semacam ‘cenilan’ kecil pada bagian belakang kiri-kanan garpu depan, dan bagian bawah kiri-kanan garpu belakang/horisontal) Lihat contoh gambar rem bagian depan dan belakang.

simplex9.jpg simplex10.jpg

2. Untuk Cycloide yang menggunakan rem tromol dibuat sebelum tahun 1940, dengan ciri setutan baut melengkung. Semua tuas tarikan rem tromol Cycloide bentuknya mirip tuas tarikan rem sepeda motor. Gambar paling kanan adalah konstruksi rem depan Cycloide tahun 1940-1957 (hampir mirip Neo)

simplex11.jpgsimplex12.jpgsimplex13.jpg

3. transmisi rem tromol Cycloide yang dibuat setelah tahun 1940 cirinya ada pada setutan baut lebih pendek dan berbentuk segitiga. Sedangkan yang sebelum tahun 1940, setutan panjang dan sedikit melingkar (seperti huruf C terbalik). simplex121.jpg

C. Rottel dan Piringan :

Untuk Cycloide laki-laki dan perempuan, menggunakan rottel jenis seperti logo Mercedes Benz (bintang 3), YY dengan kelingan, sedangkan untuk Kruisframe edisi lama menggunakan bentuk mercy dan Kruisframe edisi baru menggunakan model YY namun salah satu sisinya turun sehingga seperti huruf KK. Baik model Pristerrijwiel atau Neo menggunakan rotel ‘jenis YY berputar’.

simplex15.jpg simplex16.jpg

D. Besar Bracket :
UKURAN BRAKET ADALAH HAL PALING DASAR SEBAGAI INDIKATOR PERBEDAAN MODEL CYCLOIDE DAN NEO. BUKAN YANG LAINNYA! Untuk semua jenis Cycloide, ukuran diameter sisi luar bracket adalah 50mm, sedangkan bagian dalam 40mm, menggunakan konstruksi bearing/lager buatan Swedia (SKF). Beda dengan jenis NEO yang hanya 38mm menggunakan konstruksi cup-and cone (mangkokan dan gotri) konstruksi Thompson bracket. Kecuali NEO edisi yang lama (pakai lebihan di tube depan) besar lobang bracket agak berbeda sedikit (35 mm).

simplex17.jpg

E. Bos untuk as roda:

Untuk semua jenis Cycloide rem karet, bos tengah menggunakan konstruksi bearing/lager dengan rumah as ada tulisannya ‘Simplex Amsterdam’ baik roda depan maupun belakang dengan lobang jeruji 36. Sedangkan untuk Cycloide torpedo hanya bos depannya saja, bagian belakang menggunakan torpedo dengan berbagai merek, misalnya FSB, Styria, Beckson, dan Perry (yang paling muda) tahun 1950-an.

simplex18.jpgsimplex19.jpg

Nara Sumber : Andrian “Andyt’ Hagijanto,                                                                   Foto sepeda koleksi Andyt dan mas Ilham Jati                                                         Sumber data : Herbert Kuner.

140 Responses

  1. waduh jadi senut senut nih hiks……….. maju terus S….

    senut..senut..lalu seenuuuut..senuuuut…oooh….hehehe..maju-mundur atuh, bukan maju terus…
    sayangnya nggak bisa di siang hari

  2. om andyt,
    gw jadi pusing liat sepeda diatas……..legs !!.

    kenapa..? gatel ya?

  3. om andyt,
    kalo boleh tanya, bisa nggak di urut malai jenis Simplex yang paling banyak beredar sampai paling langka tapi khusus di indonesia aja.~*$#**` (pusing )

  4. paling banyak beredar ya Simplex Neo, lalu jenis cycloide dengan varian (Elite, Luxe, Standaard, dan Radium) yang Radium ini kulihat baru 3 orang yang punya. Sedangkan dengan frame berbeda paling langka adalah Pristerrijwiel (karena hanya beredar terbatas di lingkungan pasturan itupun tak selalu Simplex), gue punya satu saja nggak yakin kalau dulu bukan pemberian/colongan, sebab kenyataannya gereja Katolik NGGAK AKAN melepas satu barang inventarisnya untuk dijual, sehingga kemungkinan sepeda itu hanya dipersembahkan/dihadiahkan/diberikan kpd orang luar atau dicuri dari pasturan.
    Lalu yang dibawah itu kelangkaannya adalah Cycloide Kruisframe, sebab dari pengamatan sejauh ikutan rally dan pameran, di Surabaya ada 3 (Sandy, Keneddy (PASKAS), lalu Andrian (PASKAS), Jombang ada 1, Semarang 4 (prof. Jutata, pak Moga, pak Yulianto), lalu pak Eddy, Cepiring-Kendal, di Blawe ada 1 (punya haji Basuki).

    Nggak usah pusing. Sepeda itu tidak hanya kekuatan finansial, tetapi yang paling menentukan adalah HOKI atau keberuntungan. Orang Jawa bilang Pulung. Punya duit tapi kalau nggak rejekinya juga nggak bakalan dapet. Tapi lagi bengong tiba-tiba ada penampakan sepeda dan beberapa jam kemudian udah dielus-elus dirumah dgn nyicil tiap bulan. Masak kita mau pusing dengan rejeki orang, ya nggak lah.. 😛

  5. Terpaksa…. mimpi lagi deh gue malam ini….Hiks..!

  6. selamat siang ……………….P.Andy.T ( Pakar…nya Pakar SIMPLEK ) he he he………….terimakasih banyak buat sumbangan ilmunya simplek buat rekan – rekan semuanya, dan tentunya informasi seperti ini sangat berguna sekali. sekali lagi terimakasih…………

  7. mas kalau yang radium pegihmana sih…(mode penasaran = ON ) ane tahu juga yodium…bwahahahh…

  8. bentuknya hampir sama dengan cycloide yang lain, namun karakteristik frame, bentuk sadel, serta model asesorisnya agak sedikit berbeda. Kalau mau tahu silakan buka di situsnya photo di oudefietsen yang ada juga gambarnya ‘si Yoni’.

  9. om andyt,
    dari keterangan gambar diatas, bener tidak :

    1. untuk simplex cycloide Pristerrijwiel, sumpitan yang tegak, baik yang sebelah atas (dibawah jok) atau sebelah bawah (yang nyambung dengan sumpitan bawah) semuanya pake baut tidak peke lasan.

    2. Konstrusi rem untuk jenis simplex ini memakai rem karet.

    maaf om kalo salah, namanya aja juga lagi belajar yah, kali aja (juga) lagi bengong2 tiba-tiba ada penampakan sepeda simplex dan beberapa jam kemudian udah dielus-elus dirumah….wuihhhh…sejuk banget apalagi kalo jenis langka

  10. pak group_5,

    1. bener semuanya bautan
    2. semua jenis Simplex kebanyakan punya 3 varian (rem karet, torpedo, dan torpedo persneling), namun umumnya (kebanyakan) Simplex Pristerrijwiel pakai torpedo.

    Nggak salah berarti nggak belajar, pak. Nyantee aja..

  11. Pak betoro,bagaimana dg simplex heren 24,bottom bracket pake bearing ( diameter bracket 50 mm),tapi supitan yang bawah sadel pake baut ,atas dan bawah.No rangka 450049. Handelbaar pakai yang neo ,handel ren depan belakang jadi satu. Masuk simplex jenis manakah itu? ganti roger

    Jangan dibingungkan dengan pasangan atau asesories yang nempel di sepeda. Yang harus dilihat adalah nomer seri, lalu bentuk tautan supitan. Ada kemungkinan itu bukan simplex cycloide, soalnya tautan supitan bagian bawah semestinya cor, bukan bautan. Atau mungkin patah sehingga diganti tautan. Sebab banyak pula sepeda yang ukuran bracket 50mm. Coba kau foto yang jelas.

  12. Pakar Simplex YTH,
    -saya dapat kabar dari teman katanya Simplex Cycloide original gak ada yang ukuran 22, ukuran minimal 24 benar gak?
    -Apakah cat original Simplex Cycloide tidak pakai meni? Kabarnya klo catnya pakai meni berarti sudah dicat ulang. Benar gak?

  13. Mas Niko yth,
    Seperti yang saya katakan di SMS terdahulu, janganlah kita membuat patokan ukuran sendiri. Di negara Belanda asalnya sepeda Simplex, satuan ukuran menggunakan angka 520,580,620,680 mm untuk ukuran regular (yang umum diperjual belikan) walaupun ada varian khusus (request) seperti 730, dan 750 mm. Orang Indonesia suka membuat patokan ukuran sendiri dengan mengacu pada panjang tube depan. Kebingungan lalu muncul karena:
    – Panjang tube berbeda antar sepeda yang berukuran sama, misalnya ukuran 580 cowok dengan 580 cewek, panjang tube depan berbeda.
    – Ternyata beberapa varian Simplex berukuran sama, berjenis frame sama (misalnya sama-sama frame heeren, atau dames) mempunyai ukuran tube depan yang berbeda (selisih antara 1-2 cm).
    – Orang Belanda sendiri juga tidak menggunakan patokan ukuran 22,24,26..dst, ngapain kita menggunakan patokan itu?

    Menjawab pertanyaanmu, Simplex Cycloide original berjenis frame dames memang ada yang berukuran 520, sedangkan yang frame heeren (cowok) paling rendah 580. Keterangan tentang tipe ukuran ini selalu terdapat pada setiap brosur Simplex sejak tahun 1925-an.

    Persoalan meni pada cat original,
    – Di beberapa foto Simplex Cycloide original dari situs dan juga beberapa koleksi teman di Surabaya dan Sidoarjo yang catnya masih asli, selalu terdapat lapisan meni/cat dasar yang umumnya berwarna merah bata. Namun ada pula yang meninya berwarna hitam, seperti pada Humber, Raleigh, Gazelle dan Fongers (namun ada juga beberapa Gazelle dan Fongers juga bermeni merah). Dari pengakuan pak Makmun yang sejak tahun 1950-an mengecat sepeda di distributor/toko sepeda Siong Hien, Bubutan Surabaya, ada kemungkinan warna meni bergantung pada ketersediaan barang, artinya kalau ada merah ya dimeni merah, kalau stok merah kosong ya diwarna hitam. Demikian pula dengan permintaan customer yang juga diakomodir oleh toko.
    – Ada kemungkinan yang diidentifikasikan sebagai ‘tanpa meni’ adalah menggunakan meni hitam yang sangat sulit dilihat perbedaannya dengan cat permukaan yang berwarna hitam karena proses aus dan pengikisan karena pemakaian puluhan tahun.

    semoga menjawab.

  14. -Mas Andyt punya Simplex Cycloide Luxe ukuran 680mm dan Fongers HZ 650mm, yang tingginya ternyata sama persis( seperti di sms terdahulu).
    -Menurut asumsi saya berarti Simplex Cycloide 580mm tingginya sama dengan Fongers 550mm.
    Benar gak?
    -Saya sering melihat Simplex Cycloide ukuran 600mm(tingginya sama seperti Fongers 600mm), sedangkan dibrosur Simplex Cycloide tidak ada ukuran 600mm yang ada 580mm, 620mm dan 680mm.
    masuk ukuran mana tu Cycloide dalam brosur 580mm atau 620mm?
    – Thanks For Master Simplex

  15. Tambahan:
    yang saya maksud diatas adalah ukuran sepeda laki-laki.

  16. Niko,

    Penanda ukuran yang dipakai pada sebagian besar sepeda Belanda adalah sama, yakni panjang dari ujung pipa (dibawah sadel) sampai titik tengah as kayuhan. Mereka mematok ukuran untuk sepeda frame heeren adalah 580, 620, 680, dan (ukuran non reguler) 730, dan 750. Model ukuran dan pengukuran ini adalah standar Belanda.

    Begitu sampai di Indonesia, orang lalu membuat patokan sendiri. Setelah kemarin kita membahas tentang ukuran tube depan (yang akhirnya malah bikin bingung), lalu ada juga patokan ukuran yang dibuat berdasarkan (hanya) panjang pipa saja tanpa panjang keni juga dihitungkan. Maka keluarlah angka 550, 600, dan 650. Ukuran ini juga berlaku umum di Indonesia (terutama di jawa bagian timur) dan menjadi kesepakatan bersama dengan model ukuran tube depan jawa bagian tengah dan barat (22,24,26). Namun ketika kita membandingkan dengan patokan ukuran standar resmi dari asal sepeda, mulailah muncul kebingungan itu.

    Seandainya ada Simplex Cycloide setelah diukur panjang pipa dari ujung sampai ke as tengah tetap 600, maka dipastikan itu adalah HASIL POTONGAN. mengingat jaman dulu mayoritas pengguna sepeda di Indonesia adalah berkaki pendek, oleh karenanya agar nyaman dikendarai dibuatlah modifikasi itu. Hal ini sah-sah saja, kayak anak muda sekarang memodifikasi knalpot atau shock breaker pada Yamaha MX-nya dengan onderdil non optional resminya. Nah ketika jaman sekarang, para penggemar ontel kuno (dengan tuntutan orisinalitasnya) menilai sepeda berukuran 600, maka hal itu jadi bermasalah dan dianggap cacat.

    Saya pernah melihat dan mengamati bagaimana pak Makmun memotong Gazelle seri 11 (dari 620 jadi 550) atas permintaan pemiliknya. Gampang banget ternyata. Frame diukur dari as tengah bawah keatas sepanjang 550, lalu digergaji sisa atasnya, demikian juga yang tube depan (menyesuaikan tegak lurus dengan bagian belakang) lalu bagian keni frame potongan di freeze (dicowak untuk menghilangkan sisa frame yang terdapat pada dalam keni), lalu frame keni yang sudah bisa dimasuki pipa frame (karena dalamnya sudah dicowak) di pasang lagi dengan lem araldite (putih hitam yang dicampur). Tunggu sehari. Jadi deh potongan tanpa merusak cat. Bagian supitan vertikal harus dipotong, lalu disock bagian dalamnya dan dilas baru dikikir. Kalau di Gazelle 11 yang saya lihat itu, orangnya punya supitan asli ukuran 580.

    Kalau menambah tinggi frame beda lagi caranya, yang jelas ‘kepalsuan’ tinggi frame dapat ketahuan dengan cara BUKALAH PIPA JEPITAN SADEL PADA FRAME, LALU GUNAKAN KAWAT/BESI YANG DIMASUKKAN UNTUK MERABA ADAKAH SOCK SAMBUNGAN PADA FRAME VERTIKAL. Kalau ada berarti sambungan! Sebab menyambung tanpa sock di dalam adalah mustahil. Karena sock dalam untuk kekuatan.

    Semoga menjawab

  17. Mas Andyt,
    -Saya pernah meraba bagian dalam pipa sepeda Jerman tanpa keni, ternyata apa yang terjadi……..,
    sungguh luar biasa!!! TANPA SOCK sama sekali.
    -Saya berasumsi, mungkin framenya dibuat dengan dicetak utuh, tanpa adanya penyambungan.

  18. Iya yang original memang tanpa sock sama sekali. Logikanya sih emang dicor langsung ke cetakannya. Namun sepeda tanpa sock dari Jerman banyak yang mengalami keretakan di bagian pertemuan antar pipa frame. Kasus ini cukup banyak terjadi sejak dulu menurut pak Makmun.
    Mungkinkah ini yang membuat sepeda jenis tanpa keni yang masih utuh cukup sulit ditemukan?

    Terakhir tahun lalu punya salah seorang anggota Pakkar, NSUnya retak lalu dilas pakai kuningan.

  19. Pak Andyt,
    Bahas dong yang agak detail mengenai Simplex dengan rem torpedo… ciri2nya,… dan kekhasan lainnya… karena jenis ini kayaknya kurang dibahas deh..
    Terimakasih sebelumnya… mohon maaf…

  20. Via email saja ya, nanti saya akan bahas di jalur pribadi. Suwun

  21. saya sering jumpai cycloide tromol n priwil tu setirnya sama,tapi saya jg pernah liat cycloide tromol yang setirnya beda,pa itu asli???

  22. qadafi,

    Ada kemungkinan asli ada kemungkinan juga nggak. Yang jelas antara model setir dengan tipe varian rem tidak berhubungan. Walaupun setang tertentu membutuhkan konstruksi kawat rem yang posisinya berbeda. Misalnya Simplex yang diberi setang special (yang tuasnya masuk ke pipa) pasti akan merubah konstruksi kawat setutan, terutama yang ke rem depan. Harus menambah plat seperti leter Z pada ‘tapal kuda’ diatas spakbor depan.

    Simplex variannya juga banyak. Mengacu pada sistem rem (karet, torpedo, tromol, tromol persneling), juga mengacu pada jenis spesifikasi model misalnya Neo atau Cycloide. Lalu juga tipe sepeda Cycloide ada Radium, Standaard, Elite, Luxe, dll yang setangnya juga kadang berbeda. Apalagi kemudian orang mengganti-ganti onderdil sesuka hatinya, makin sulit diidentifikasi bagaimanakah aslinya yang sebenarnya. Kalau tidak berdasarkan brosur. Celakanya kadang brosur juga kurang lengkap mencantumkan opsi-nya, misalnya tahun, onderdil standar, perbedaan dengan model edisi sebelumnya, dll

    Yang penting bukan dari produk berbeda misalnya frame Simplex setangnya ada tulisannya ‘Batavus’. Atau cari yang tahunnya deket. Misalnya nggak mungkin Simplex seri 7 tahun 1955 memakai setang speciaal (yang terakhir diproduksi saja tahun 1935). Pihak ahli sepeda di Belanda juga nggak begitu jelas menunjukkan perbedaan antara jenis satu dengan yang lain. Oleh karena itu dapat diasumsikan ini sebagai bagian dari upaya membuat diversifikasi produk untuk alasan pemasaran. Misalnya Yamaha Jupiter MX produksi akhir 2007 dengan awal 2008 yang juga sulit dibedakan oleh awam di luar grafis body-nya.

    Supaya jelas identifikasinya, silakan qadafi mengirimkan fotonya.

  23. untuk Toto,

    Tidak banyak perbedaan antara rem sepeda jenis lain dengan jenis torpedo yang diungkapkan di situs resmi Simplex, kecuali berkenaan dengan spesifikasi harga. Harga sepeda bertorpedo lebih mahal dibanding rem karet, namun lebih murah dibanding rem tromol. Kalau berdasarkan pengamatan sehari-hari jenis rem torpedo memang praktis, sepeda terlihat lebih simpel dan ‘bersih’. Kualitas pengereman umumnya lebih pakem menggunakan rem torpedo dibanding tromol. Rem karet punya kecenderungan merusak pelek dalam jangka lama. Rem tromol dan rem karet punya tingkat keausan lebih tinggi dibandingkan torpedo.

    Barangkali alasan kenyamanan berkendara serta fleksibilitas yang membuat torpedo kalah dibanding rem karet atau tromol. Misalnya kaki tak bisa bebas mengayuh kedepan atau belakang bila torpedo. Kenyamanan kayuhan Cycloide jadi ‘kurang maksimal terasa’ bila remnya dengan torpedo. Pada kasus sepeda ukuran 650,680, bahkan 700 hanya mereka yang berkaki tinggi yang mampu mengemudikan sepeda bertorpedo dengan baik di jalan raya ramai yang terkadang berhenti mendadak atau tiba-tiba jalan setelah berhenti. Saya punya HZ65 (1918) kombinasi bertorpedo FSB dengan rem karet. Lebih nyaman digunakan rem karetnya daripada torpedo ketika menyusuri jalan padat Surabaya. Namun ketika mengharuskan berhenti sangat mendadak, hanya rem torpedolah yang mampu melakukannya.

    Kekuatan rem torpedo juga luar biasa, saya pernah membengkokkan supitan vertikal Simplex Neo. Ketika itu sepeda dijungkir untuk direparasi, lalu saya putar kayuhan sekencang-kencangnya untuk mencoba kelancaran putaran dan saya rem mendadak dengan cara membalikkan arah putaran kayuhan karena remnya torpedo. Hasilnya roda berhenti mendadak, namun supitan jadi melengkung asimetris akibat gaya putar yang terblok tiba-tiba.

  24. Waduh tambah sayang sy sama simplex torpedo saya … makasih Prof…. hahahahaha…

  25. Ada yang punya torpedo dames Simplex ? nyari nih… buat nemenin yang dirumah… tapi jangan mahal2 ya… sapa tahu Mr. Professor mau ngurangin koleksi.. hehehehe…

  26. benar mas andyt untuk pengereman mandadak atau kecepatan agak tinggi, rem terpedo lebih pakem dari 2 jenis rem lainnya tapi yah itu kurang rilex aja karena ada orang yang suka mengayuh-ngayuhkan pedal kebelakang,

    saya ingin tanya mas, untuk simplex selain menggunakan jenis rem terpedo, tromol atau remkaret, adakah jenis rem lain yang dipakai simplex, misalnya rem yang langsung ke ban, seperti pada sepedah yang pernah saya liat diluar simplex.

  27. Untuk Toto:
    Koleksi sepeda berem torpedo punyaku tak ada yang dames. Sayang sekali… 😛

    untuk pakde Parno alias kang JANA:
    Saya belum pernah mengetahui baik dari brosur maupun dalam kenyataan bahwa ada Simplex yang menggunakan rem depan/bandrem (?). Seandainya ada tentu ini jenis yang sangat kuno. Sebab rem demikian terlihat familier nempel di sepeda buatan tahun 1890-1910an. Beberapa gambar katalog atau iklan Simplex tahun segitu (yang saya amati) tidak memperlihatkan model rem demikian, sehingga asumsinya rem ini mungkin bukan acuan bagi sepeda Simplex. Atau mungkin ada rekan lain yang berhasil menemukan foto/gambar Simplex dengan rem demikian. Silakan berkomentar.

  28. menambahkan:
    Atau mungkin pula terdapat Simplex model rem yang demikian, hanya tidak sempat terdokumentasi/dokumentasinya belum dipublish-kan. Sebab menurut penerawangan saya, rem, lampu, setang, frame, ukuran roda, bagasi, kunci, bel, adalah komponen yang universal yang dapat ditemukan pada banyak sepeda dengan banyak produsen pembuatnya. Oleh karenanya menjadi semacam trend. Logikanya jika terdapat trend bentuk komponen pada beberapa sepeda tentu memungkinkan juga diakomodir oleh Simplex. Mengingat fenomena bahwa Simplex termasuk produsen sepeda yang cukup inovatif di jamannya. Kita sekarang bisa menemukan begitu banyak model sepeda Simplex dari bentuk frame, ukuran, dan type.

  29. unfortunately mr professor….
    Mas, torpedo simplex lakiku ukuran 24 frame no. 65921 kira2 tahun berapa ya..? tq..

  30. kalau tahun pembuatan Torpedo aku nggak faham, sedangkan kalau Simplex Neo nomer 65921 buatan sekitar tahun 1956-1958.

  31. Walau konon di Tasikmalaya ada klub yang khusus Simplex yang kadangkala tour ride semua menggunakan Dames. Jangan kuatir. Simplex Neo Dames torpedo masih banyak sekali terdapat di daerah sekitar Klaten, Sukoharjo, Prambanan, Bantul, Jogja dan Wates sampai Kutoarjo. Pasti dapat! Di daerah yang saya sebut tadi harga Simplex lebih murah dibanding Semarang dan Surabaya. Yang penting sabar dan jangan grusa-grusu. Kalau penjual tahu kita bernapsu harga akan ditinggikan. Makanya slow aja.

  32. ya iyalah… yg kumaksud tentu saja sepeda simplexnya… bukan torpedonya …. ngomong sama professor kayaknya mesti jelas banget neehh…
    hehehehe….

    Mas Andyt, kira2 harganya berapa ya…?

  33. Kulo itu aku mas…

  34. hehehe,….ssttt……
    iya mas, hanya mau tanya aja karena ada sepeda yang remnya seperti begitu, apakah simplex ngeluarin juga sistem rem yang demikian, kalo seandainya ada dan berjodoh ama saya hhuuhhh.., mau diplototin siang malem…….. hahahah

    only just the simplex,………..

  35. Soal fluktuasi harga salah satunya tergantung kondisi sepeda. Yang lainnya juga tergantung hal-hal lain yang sangat kualitatif seperti ini barang keramat peninggalan mbah buyut, atau dulu simbah belinya setara dengan 5 sapi, atau mbah putri pertama kali melakukan ‘french kiss’ diatas sepeda ini tahun 1952, misalnya hahaha..

    Beberapa hari lalu seorang rekan membeli Dames Simplex Neo ukuran 580, tromol Simplex asli, cat asli cukup tebal dengan setrip yang masih nampak, masih ada peneng tahun 1960,1968, 1970, lalu pada slebor terdapat emblem plat kuningan sebuah toko di Amsterdam, seharga 5 juta. Beberapa hari sebelumnya dia dapat kondisi dibawah itu catnya (semua asli) hanya 1,5 juta.

    untuk kang Jana,
    mendingan dicoba saja Simplex torpedo dikasih konstruksi rem ban dibagian depan, namun tentu saja dengan memotong spakbor di depan frame hoogte.
    Sepeda haji Astur dari Rewwin juga demikian. Manis banget menurut saya. namun itu sudah masuk modifikasi. bagi pecinta srinilan, ini jadi pantangan, kang!

  36. untuk mas Toto,
    Setengah tahun lalu, aku dapet Simplex Neo seri 206173 (1936-1937) rem karet dengan dudukan model kuno di daerah Ambarawa (yang punya pensiunan tentara) cuman 700ribu. Yang nggak asli cuman piringan (udah diganti punya Phoenix) lalu ban. Jadi ya bejo-bejonan mas! Aku cuman ngganti piringan YY seri lama (dapet di mas Rustam brewok PODJOK) seharga 75ribu, lalu as tengah dari cak Mat (pasar Loak Dupak, Surabaya) 150ribu. Jadi deh…

  37. Jadi deh … untuk diover … hehehe…

  38. Over presneling mas,
    artinya kan masih digenjot oleh orang yang sama, getu..hahaha

  39. mas toto, ini pengalamanku, mas andyt benar di daerah sekitar jogja ( klaten, prambanan, kutoarjo,bantul ) masih banyak janda janda maupun duda simplex. bahkan seorang teman dapet cukup murah. coba jalan dipasar prambanan pas pasarannya pon atau legi mudah mudahan dapat ( yang di jual di pasar bukan toko )

  40. Mas Andyt, mohon masukannya tentang kontruksi rem : kebetulan simplexku cycloide opsi rem karet dengan kontruksi yang mas jelaskan untuk tahun (1906-1940 ) dengan ada centilan dibelakang porok depan dan bawah supitan ( perbedaan neo dan Cycloide ) tetapi mas no seri 9dengan enam digit dan bentuk belakang kayak d terbalik ( tahun muda ) dan kebetulan ada kembarannya punya tetangga di kampung di rem model masuk katanya masih ori bawaan rem nya. gimana mas ada ide unruk menetukan tahun pembuatannya atau yang lain untuk identifikasi. ( kalau fotonya belum bisa barang masih di kampung )

  41. Faj,
    dilihat lagi baik-baik lalu coba dicocokkan dengan kemungkinan analisa saya yakni:
    – Apakah kedua sepeda itu sama (Cycloide dan Neo)
    yakni dilihat dari besar ukuran braket? Sebab seri
    kebanyakan Cycloide rem karet menggunakan
    supitan oval dan hanya ditemukan pada seri-seri
    kuno (6 digit). Seri Neo rem karet supitan oval
    HANYA pada seri 1,2,3 dan 4 saja. Angka depan 5,
    6,7,8,9, (5 digit) sudah pakai supitan D terbalik dan
    tanpa dudukan cenilan. Umumnya malah torpedo
    atau rem tromol.

    – Apakah cenilan dudukan rem asli bukan buatan
    lokal? Sebab bagi awam cukup sulit
    membedakannya.

    – Atau ada kemungkinan jenis sepedamu termasuk
    langka sekali, sebab satupun saya belum
    menemukannya. Walau kemungkinan itu ada.

    Makanya tolong fotonya disertakan biar mudah mengidentifikasinya

  42. Halow mr.Andyt sang pakar simplex..Mw tanya nih,,simplex yg asli tu no.Serinya ada dimana yah?Lalu contohna brapa saja nmornya?

  43. Chiko,
    nomor seri Simplex itu letaknya di bagian sock/keni pada pipa frame bawah sadel sebelah sisi kanan (dilihat dari depan), yakni sisi kebalikan dari ketengkas. Model penomoran sisi sebalik ketengkas ini juga mirip dengan Fongers, namun berbeda dengan Gazelle yang nomor serinya di sisi yang ada ketengkasnya. Nomern seri Simplex ada empat, lima, dan enam digit yang dimulai dari angka 1-9 serta ada pula yang di depan deretan nomer terdapat satu huruf. Nomer seri untuk produksi sebelum perang dunia II memakai 6 digit. Setelah merger dengan Locomotief (1953) penomorannya mengikuti pola yang dipakai oleh Locomotief. Contohnya seperti apa, silakan dilihat pada artikel postingan tentang Simplex yang ada di situs ini.

  44. Yth Pak Andyt,

    Sy penggemar sepeda Simplex pemula. Jd, pengetahuan Simplex sy masih NOL.
    Simplex NEO sy ber No. rangka 70 856 dgn supitan tegak bentuk D terbalik. Apakah Simplex saya produk sebelum th 30-an (karena No rangka nya 5 digit) ? atau produk th 50-an (karena bentuk supitan D terbalik) ? Apakah arti NEO, berhubungan dgn Simplex produk ‘baru’ th 50-60 an yang harga nya paling murah? Mohon penjelasan nya. Terimakasih

  45. Saya juga punya Simplex dengan no rangka 5 digit, tapi angka pertama tidak semulus 4 angka terakhir (angka pertama 7 seolah-olah menempel di angka 8?). Bagaimana ini, apakah Simplex saya as-pal?

    TQ

  46. Waduh mas,apa simplex saya palsu yah?Soalnya no.Seri ada d sblah kiri kalau dlihat dr depan,udah gitu digit depannya itu angka 0..Wah,sedih deh..Hiks..

  47. Untuk bang Thoyib,

    Simplexmu buatan tahun 1950-1953. Kalau buatan sebelum tahun 1930 nomor seri 5 atau 6 digit dengan bentuk supitan horisontal (BUKAN TEGAK) berbentuk oval bukan seperti D kebalik. Neo itu adalah salah satu varian murah dari Simplex, dengan indikator diameter braket ukuran 38mm menggunakan type Thompson braket alias mangkokan gotri, bukan pakai bearing seperti Cycloide. Semoga menjawab

    Untuk BARA, saya tidak berani mengasumsikan sebelum kamu kirimkan fotonya. Silakan dikirimkan, sebab jika ini nomer seri orisinil belum pernah terjadi model penomoran yang numpuk. Beberapa kasus yang saya temukan adalah nomer seri ditambahi (diketrik lagi) dengan model huruf yang beda dengan yang orisinil. Kayak mengetrik sendok makan biar nggak ketuker punya orang lain ketika dipinjamkan pada hajatan tetangga.

    Untuk Chiko,
    Jelas banget bukan orisinil Simplex kalau dilihat dari sisi depan, rangkaian nomer seri ada di sebelah kiri (bagian yang berketengkas). Nomer seri Simplex berbeda dengan seri Gazelle. Belum pernah ditemukan angka depan deretan nomer seri sepeda buatan Holland dimulai dari dengan angka 0.

  48. Tambahan untuk bang Thoyib,
    kebanyakan Simplex NEO yang varian lama (edisi sebelum tahun 1930) pada bagian hoogte (tube depan) sisi atas bawah dekat kones ada ‘sabuknya’. Lalu pada bagian pertemuan supitan horisontal dan supitan vertikal di bagian bawah (yang nempel dengan as roda belakang) dilas cor, bukan di baut.

    Simplex Neo buatan sebelum tahun 1930-an cukup langka di temukan. Baru tiga yang kulihat, satu di Jogja waktu pameran onthel November lalu, dua; punya anggota Perkumpulan Onthel Malang, dan ketiga; punya mas Saiful (Anggota paguyuban sepeda kuno Lamongan). Dua Simplex terakhir ini kulihat di kirab sepeda onthel ultah PERSEGRES,Gresik pada 27 Juli kemarin.

  49. Pak Andhit,

    Terimakasih atas penjelasan yang panjang lebar di atas. Mungkin ini keberuntungan si pemula, tadi pagi saya kabur dari lokasi tempat kerja khusus buat hunting Si seksoy Simplex. Dalam 12 jam, berhasil saya lamar (satu Cycloide). Tapi, yang satu lagi masih ‘ngumpet malu2- di gudang’ (Neo Edisi th 1930-an-saya pikir). Mudah2an minggu depan-setelah balik ke rumah- foto2 nya bisa saya kirimkan, untuk mempermudah ‘penerawangan’nya.
    Matur nuwun,

    Mang Thoyib tea (bukan Abang, gitu loch…)

  50. Satu pertanyaan lagi pak,

    Sy nemu juga Fongers varian BB-60 (size 65 & rem karet, no rangka xxxx-xx) dengan stang cycloide (rem masuk ke stang). Apakah stang ini aseli bawaan nya Fongers?
    Doa’in juga yah mamang bs melamar nya buat nemenin si Simplex Cycloide.

    Hatur nuhun,
    Mang Thoyib

  51. Mang Thoyib tea,
    Kalau di bagian sock bawah depan batangan sisi kanan (sisi sebalik Ketengkas) tertulis BB60 harusnya itu sepeda Fongers tipe BB dan ukurannya harus 60. Kalau ukurannya 65 berarti sudah potongan dan ditinggikan. Nomer rangkanya berapa? Semoga edisi kuno. Lihat upload-an Fongers utnuk mengetahui tahun pembuatannya.

    Setang model rem masuk itu umumnya hanya dipakai oleh Simplex varian special (Luxe, Elite) dan sepeda buatan Italia (aku lupa mereknya), Bentuknya agak beda antara setang Italia itu dengan Simplex. Ujung pegangan rem bulat. dan sudut lengkungan keatas (bagian cungkringnya) lebih tajam, lalu setang lebih lebar. Sedangkan setang Simplex special ujungnya melebar dan tipis (seperti sendok lalu penampangnya melengkung ke atas), setang tidak terlalu lebar, dan sudut cungkringan smooth tidak terlalu tinggi.

    Seperti juga Torpedo, pelek, spakboar, sadel, ukuran setang adalah sama/standar. Sehingga hampir semua setang bisa dimasukan pada setiap frame sepeda ukuran ban 28 inch (sepeda kebo). Oleh karena itu setang Simplex special bisa dipasang juga di Raleigh, Fongers, Sunbeam, Gazelle, Humber, bahkan Phoenix RRC sekalipun, hanya tinggal disesuaikan konstruksi transmisi remnya menyesuaikan alur kawat rem dari setang yang masuk itu. Banyak teman-teman di klub PAKKAR yang setangnya Simplex special namun sepedanya bukan Simplex.

  52. OK, pak

    Jadi, dari uraian diatas tadi, yang punya stang ‘cycloide’ itu hanya Simplex (memang trade mark nya dia) dan satu lg speda german. Sy sekarang semakin jelas, Simplex memang unique yah!
    Klo pas punya waktu senggang banyak dan referensi yg banyak pula, mohon kiranya pak Andyt membahas masing2 varian-Elite, Luxe, Standaard, Radium, dll- dr Cycloide (ciri-ciri khusus & disertakan gambar nya) di Forum Simplex ini. Sebab kepada siapa lg kami-di Indonesia- harus bertanya tentang Simplex? Tanya sm blantik… pasti kena tipu! Tanya sm si abah (kakek ku) kadang2 jawabannya simpang siur!

    Ok, sekali lg matur nuwun & salam buat temen2 di Surabaya dan sekitarnya.

    Mang Thoyib tea

  53. mang Thoyib tea,

    Perlu saya luruskan juga, walau ini berkali-kali saya katakan. Sesuai dengan PENGERTIAN dari Belanda di situs Simplex Herbert Kuner bahwa yang disebut CYCLOIDE adalah BUKAN mengacu pada setang, atau tromol, atau apapun juga KECUALI KONSTRUKSI BRAKET. Oleh karena itu JANGAN LAGI dikatakan bahwa Simplex dikategorikan Cycloide karena model setang yang masuk, atau tromol bearing yang tuasnya melengkung kayak punya sepeda motor sekarang, atau piringan mercy, piringan YY/YK yang kelingan, atau las cor pada kedua supitan horisontal dan vertikal di bagian as roda..bukan itu semua.
    Cycloide adalah sebutan untuk konstruksi braket dengan ukuran 40mm memakai bearing. Itu saja! Oleh karena itu sebuah sepeda Simplex ukuran braket dalam 40mm walau dipasangi unit model mangkokan gotri (cari ukuran yang cocok), dan as roda punya Gazelle sekalipun dapat dikatakan bahwa Simplex itu Cycloide. Walaupun Cycloide gado-gado, atau Cycloide abal-abalan.

    Memang Simplex Cycloide adalah varian produk Simplex yang mahal yang kadangkala karena eksklusivitasnya itu terdapat beberapa komponen yang dibuat khusus dan berbeda dengan varian non Cycloide, misalnya setang yang tuas remnya masuk, piringan segitiga, piringan YY/YK yang kelingan, lalu tromol atau as roda berbearing. Namun tidak semua varian Cycloide menggunakan setang special, atau tromol cycloide (untuk yang varian torpedo) sehingga akhirnya kita sendiri menjadi rancu. Oleh karena itu sebaiknya kita ikuti patokan yang telah ditentukan dari negara penghasil sepeda Simplex, yakni bahwa Cycloide hanya merujuk pada KONSTRUKSI UKURAN BRAKET. Oleh karenanya sebutan Cycloide atau bukan hanya teridentifikasi dari braket yang menyatu di frame. Ini menjadi hal yang semakin memperkuat bahwa faktor frame adalah hal yang paling signifikan pada sepeda menurut pakem Belanda.

    Di salah satu event sepeda ada orang yang ngotot bahwa sepedanya adalah Cycloide, hanya berpatokan pada kedua supitan yang dicor dan tromol cycloide yang dipakainya. Ketika saya ukur ternyata 38mm, ini adalah khas ukuran Neo. Hanya Neo yang lama yang ditandai dengan adanya lebihan(sabuk) pada bagian kones di ‘frame hoogte’ (pipa frame depan), lalu supitan cor. Dia tinggal menambahkan tromol punya varian Cycloide Elite, dan setang Special. Maka jadilah sepedanya Cycloide. Inilah yang disebut kesalahan identifikasi. Semoga menjadi jelas.

    Saya belum mendapatkan data dan sumber yang valid untuk mengkategorikan secara spesifik apa itu Radium, Standaart, Luxe dan Elite kecuali dari komponen yang menempel, misalnya Luxe itu selalu menggunakan rem karet yang tuasnya di belakang garpu depan dan terdapat dudukan ‘cenilan’ kecil di bawah supitan horisontal. Sementara Elite kebanyakan memakai tromol bearing/cycloide. Namun dalam brosur yang lain (1935) terdapat pula varian Elite yang memakai rem karet, torpedo. Dan Luxe yang memakai tromol. Terdapat pula model Cycloide Standaart yang menggunakan setang Simplex biasa, lalu dalam brosur yang lain lagi saya menemukan Simplex Radium dengan setang speciaal. Terus terang saya juga bingung mengidentifikasinya. Herbert Kuner sendiripun juga hanya merujuk pada transfer merek dan tahun pembuatan, yang akan mudah sekali hilang karena karat. Tentang tahun pembuatan juga kurang jelas membedakan varian-varian tersebut. Filing data Simplex tidak sebaik Fongers, terlebih pabriknya banyak yang dihancurkan Jerman ketika Belanda di duduki Nazi, sehingga banyak dokumen yang musnah.

    Dari data brosur-brosur Kuner yang dikirimkan, saya hanya menduga bahwa Radium, Elite, Luxe, atau Standaart hanyalah nama tipe dagang seperti kita menyebut varian sepeda motor sekarang kayak Honda Supra (XX, YY, X, Fit, FitS, Fit X, 125, dll) yang awam akan bingung membedakannya bila semua stiker dihilangkan. Apalagi dibaurkan komponennya. Karena jaman dulu Simplex termasuk sangat laku, maka variannya muncul cukup banyak. Tapi kesimpulan tentang hal ini belum mendapatkan kekuatan source yang komprehensif sehingga saya tidak berani mempublishnya.

    Sampai sekarang tidak ada artikel yang membantu membedakan varian-varian model Simplex Cycloide buat Simplexcian semua. Harap maklum. 😛

  54. pusing deh…………. #:-s

  55. nih biar tambah bingung….

    Negara pelopor pembuatan sepeda adalah Inggris, Jerman, dan Perancis. Dari situs di http://www.rijwiel.net dapat kita ketahui sebuah contoh sebelum menciptakan Gazelle, Willem Konig adalah menjadi distributor/dealer sepeda-sepeda Inggris. Baru beberapa tahun kemudian mulai membuat sepeda sendiri dan menjualnya. Gejala ini juga nampak di beberapa merek sepeda yang lain. Oleh karenanya kemudian dapat diasumsikan bahwa Belanda lebih fokus pada persoalan marketing sepeda. Ini juga dapat mendukung analisa tentang begitu banyak varian Simplex Cycloide yang kita sendiri kurang dapat memahami perbedaannya, sebab alasan pembuatan varian itu untuk kepentingan dagang. Menciptakan begitu banyak pilihan yang menarik konsumen untuk membeli. Apalagi didukung dengan model pembayaran angsuran dari toko/distributor/dealernya.
    Pabrik terus berproduksi karena barangnya cepat laku karena sistem pemasaran yang membuat konsumen memperoleh kemudahan mendapatkan barang.

  56. Pak Andyt,

    Sekali lagi MATUR NUWUN buat penjelasan yang panjang lebar di atas. Jadi, setelah seminggui saya gabung di forum ini ditambah dengan belajar di lapangan, elmu per Simplex an saya sekarang udah gak nol lagi.
    The beginner should be learn more, right !

    Salam onthel & tetap semangat,

    Mang Thoyib tea

  57. mang thoib tea,
    inilah enaknya dari simplex forum, tanya -jawab, diskusi “bebas” tentang sepeda khusus merek simplex ,
    selamat bergabung di komunitas pecinta simplex……

  58. Betul sekali Pak Polisi_4,

    tapi alangkah baiknya bila ada pertanyaan2 seputar masalah per Simplex an (yang masih umum dan belum spesifik & jelimet), jangan dulu ‘dilempar’ ke suhu Andyt, tapi usahakan dulu dijawab sama Simplexers senior sekalian yg udah gabung di forum ini lebih dari setahun.
    Nah, baru dipenghujung diskusi / shearing biar suhu Andyt meng-koreksi dan menyimpulkan dari jawaban2 kita, piye suhu ….

    Mang Thoyib tea (Jr. Simplexer)

  59. memang begitu seharusnya, ah dasar mang thoyib tea,….hehehe…piss ah…

    sebetulnya hampir setiap pertanyaan yang dilempar hampir mirip semua, bahkan di ulang2, mungkin yang menjawab juga bosan kaleee…..kalo kita cermat sebelum mengajukan pertanyaan disarankan, coba dulu buka kamus di ” TOP POSTS” , hampir setiap artikel yang ada selalu ada pencerahaannya, jika ada yang kurang jelas baru melempar pertanyaannya.

    di forum ini tidak ada istilah sinior dan yunior mang…,yang kita kenal hanya satu yaitu pengasuh rubik “Simplex Forum” yaitu mas Andyt , semuanya juga masih belajar product knowledge tentang sepeda khusus SIMPLEX, kok..
    mangga, tarik mang……

  60. Sangat setuju dengan POLICE_4, pada dasarnya nggak ada istilah senior dan yunior dalam persoalan Simplex ini. Yang ada hanya orang saling belajar dan berdiskusi. Kebetulan saya lebih dahulu 5 tahun belajar tentang Simplex dari Herbert Kuner dengan cara korespondensi dan saling berkirim data. Sekarangpun saya masih belajar, sebab fenomena sepeda Simplex menjadi sesuatu yang tak ada habisnya diperbincangkan dan diketemukan sesuatu yang dapat mencerahkan.

    Pada dasarnya sepeda adalah kualitatif sehingga saya mewakili teman-teman yang kurang setuju dengan fenomena kontes-kontesan atau adu-aduan sepeda. Kalau adu balap sepeda kuno saya setuju! Mendingan kita belajar memahami sepeda yang kita cintai bersama agar kita jadi tahu dan tidak kehilangan sejarah.

    • um andyt, mantap banget,,,,,
      yang sabar n telaten ya,,,buat mencerdaskan warga indonesia mengenai per simplex an,,,hehehe

      peda onthelq yng misterius cs label nama ud ga ada tinggal sn nya aj 13430 n supitx d keblik, tp q msih penasaran um pedaku ini apa jenis dan brpa umurnya,,
      mhon analisisnya um,,
      kets su won

      aabprobo

  61. untuk mang Thoyib, tea

    Resiko membuka forum adalah mengakomodasi pertanyaan-pertanyaan dari banyak orang tentang sepeda Simplex. Soal pertanyaan yang kadang lucu, terlalu naif, atau justeru sangat complikated dan level expert saya harus tetap menghormatinya. Yang membuat saya kurang nyaman adalah orang yang nggak mau membaca artikel atau pertanyaan-pertanyaan yang sudah diulas lalu-lalu. Bosen kan mengulang jawaban yang sama setiap kalinya.. 😛

  62. pantes mas andyt dapet cum laode penjelasane` mantep tenan. stt .. stt ditunggu kumpulane` penjelasane` siapa tahu bisa di file jadi satu buku tentang simplex.

  63. benar sekali, pendapat saya, kontes-kontes sepeda kurang cocok, apalagi sampai mendapat tropi atau hadiah, mohon maaf…. apakah juri atau penilainya memang sudah expert sekali dalam sepeda ontel..?,
    kecuali pameran yang bersifat sosial, saya sangat setuju, selain menjaga warisan + sosialisasi penggunaan sepeda.
    Dari adu pamer sepeda yang ditakutkan akan terjadi minder atau kecemburuan sosial, padahal mereka juga bilang apapun mereknya ataupun kondisinya yang penting enak di go’es….

  64. Benar sekali pak Becak!

    Minder, kecemburuan, arogansi merk, penciptaan sekat-sekat atau kristalisasi, hedonisme, dan pamer kekuatan finansial yang direfleksikan pada sepeda dan asesorisnya terbukti hanya membuat perpecahan pada organisasi dan paguyuban sepeda di tahun-tahun lalu. Hindari itu, sebab komunitas sepeda adalah orang dan interaksi persaudaraan yang diciptakan dari kebersamaan bersepeda kuno.

    Ada pengalaman menggelikan dari suatu event kontes sepeda kuno beberapa tahun lalu di sebuah kota (nggak enak kusebut nama kotanya). Juara kategori orisinil diraih oleh sepeda model kruisframe. Saat itu saya ragu dengan orisinalitasnya, lalu diam-diam saya foto dan saya kirimkan ke ‘guru’ Herbert Kuner. Sebulan kemudian ia mengatakan kalau sepeda itu harusnya bermerek Junker, karena bla..bla..bla…
    Belakangan diketahui pula bahwa salah satu juri yang memenangkan sepeda itu ternyata sepuluh tahun lalu menyulapnya menjadi merek sekarang ini dengan menempelkan emblem metalnya akibat ketiadaan pengetahuan sehingga diasumsikan sebagai merek yang dikenakan saat mengikuti lomba.
    Padahal seharusnya Junker tahun segitu hanya pakai transfer merek yang tentu saja sudah aus dan tidak teridentifikasi lagi. Setahun kemudian saya di email oleh salah seorang teman blogger, ada sebuah sepeda yang dikategorikan juara pada kelas orisinil di kejuaraan berbeda di kota lain. Padahal ketika sepeda itu dirakit, saya yang memegang besinya agar tidak melengkung. Mungkin kategorinya orisinil dipegangi Andyt, hahaha

    Ironisnya, sang pemilik dan paguyuban dimana pemilik bernaung terus mengenang moment indah itu dan tropi kejuaraan tersebut menyolok sekali terpampang di ruang tamu rumah mereka.

    Sharring saya ini menjadi tantangan berat bagi penyelenggara kontes sepeda dan terutama jurinya. Sebab menurut saya cukup berat beban moril yang harus dipikul apabila ternyata keputusannya jadi menggelikan bagi orang yang tahu betul sepeda. Atas dasar itu pula maka dua kali saya menolak diminta jadi juri. Saya merasa belum cukup ilmu dan pengalaman! 😛

  65. aduh…saya kena centil mas Andyt deh…… 😦
    kebetulan,…. becak saya ada 2, dua2nya merek SIMPLEX, walaupun sudah tidak orisinil tapi saya sangat sayang sekali sama becak saya ini.
    Saya bukan fanatik merek, habis saya sangat suka sama merek “S” karena sudah terbukti sama saya selain masih enak di go’es dan framenya kuat., tapi boleh lah kalo ada fongers, air born atau sunbean yang harga miring banget, heheheh……… 🙂

  66. hahaha, saya nggak bermaksud nyentil siapapun. Maaf kalau merasa tersentil.. 😛

    Saya hanya mau menegaskan kalau sepeda itu sama seperti manusia. Maunya cakep, pinter, kaya, sukses, sehat, be-ol dan kencing lancar, pasangan cakep.. dll. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Tak semua manusia seberuntung itu. Tapi beruntung atau tidak perlulah selalu mengucap syukur. Sepeda apapun, buatan sendiri atau Amsterdam kalau kita bangga dan mensyukurinya akan nikmat. Janganlah membanding-bandingkan atau menilai sepeda yang kita sayangi itu dengan kriteria-kriteria yang nggak jelas patokannya. Pasti meleset…

    Ngomong-omong baru sekarang saya denger ada becak merek Simplex. Langka tuh!

  67. Jika kita selalu membandingkan, tidak akan pernah selesai2.
    Masing2 punya ciri khas dan keunggulan…..juga kelemahan.
    Apapun yang kita punya dan kita dapat harus disyukuri dan dinikmati. Karena masih banyak teman2 yang ingin memiliki onthel tapi belum mendapatkan.
    Karena saya baru bisa memiliki si “S” maka sayapun juga sering bertanya kepada mas andyt.
    Thanks mas andyt atas advis dan wejangannya u/saya.

    APAPUN SEPEDANYA…. YANG PENTING BISA DINIKMATI….. (mode iklan minuman)

    SEPEDA ONTHEL….SELERA PEMBERANI….(mode iklan rokok)

    YA…YA….YA….(mode iklan….?)

  68. Mas andyt…..
    Setelah membaca postingan tentang simplex dan ulasan teman2 juga mas andyt, mohon maaf kalo saya salah menyimpulkan simplex saya adalah type cycloide walupun termasuk kategori abal-abal he…he…he….
    Patokan saya adalah besar diameter bracket tengah yang 40mm. dengan panjang pipa vertikalnya 580mm. Walaupun saya kategorikan abal-abal tapi tetap kusyukuri dan kunikmati kayuhannya. Karena jodohku memang ini dan mengingat di temapt saya sangat jarang sekali si”S” ini.
    Kalo nomer rangkanya 248824 kira-kira buatan tahun berapa mas andyt ? Maturnuwon

  69. mas andyt,
    hehehe…….bisa aja dah….emang langka banget becak merek simplex.
    Mas Andyt, ini sih hanya menghayal sukur2 jadi kenyataan,… kapan kita bisa kumpul bersama teman-teman tapi hanya merek simplex aja, baik yang masih ori atau sudah kanibalan, yang penting merek Simplex, kalo bisa jambore seluruh Indonesia dan kegiatan ini diluar KOSTI, ini independent , tidak atas nama club, saya yakin temen-teman yang punya simplex pasti setuju banget..(kelee…hehehe)

    Yudi BOM,
    slogan yang salah tuh…seharusnya apapun keadaan sepedanya yang penting merek SIMPLEX…hehehe piss…….. menikmati dan bersyukur kepada Allah, karena kita sudah di beri rejeki sudah mempunyai sepeda.

    Yudhi Prasetio,
    nggak apa2 abal2, yang penting Simplex apalagi batangan cycloide, selamat yah…

  70. buat Yudhi Prasetyo,
    Nggak perlu minta maaf, kan nggak salah pada siapapun? Kalau dilihat dari ukuran braket 40mm seperti yang kau katakan, kayaknya sepedamu Simplex Cycloide, deh.
    Test terakhir, coba kamu amati lagi adakah uliran (seperti terdapat pada mur) pada bagian dinding dalam pinggir braketnya? Tutup braket Simplex model Cycloide biasanya berbentuk seperti bulat pipih kayak coin/mata uang yang ujung tepi pinggirnya berulir.

    Atau kalau bingung difoto saja bagian braket, lalu kirimkan ke emailku.

    buat Becak,
    Kayaknya di Tasikmalaya terdapat paguyuban ontel yang semua anggotanya bersepeda Simplex. Ini pernah diulas Kompas tahun 2006 atau 2005 lalu. Kami di Paguyuban PAKKAR kadang mengadakan ‘Simplex all day’ yakni kumpul lalu bersepeda keliling dengan hanya menggunakan satu brand, SIMPLEX. Kadang juga Gazelle’s day, atau England’s mania. Sayangnya Fongers’s Fever belum melanda mungkin karena Fongers kuno lebih langka dibanding merek-merek yang tadi disebutkan.

  71. om andyt sy masih penasaran dengan sepeda saya, tube depan ada bagian yg menonjol (kaya gambar diatas) as tengah besar,supitan belakang model las.apa termasuk cycloide? kalo cycloide standar ciri2nya gimana ya? trims..

  72. mas andyt, aku mau posting sepeda simplex-ku untuk dianalisa, ada waktu gak mas…

  73. mas andyt,kan katanya simplex saya bukan asli..tapi saya masih pnasaran,kan katanya simplex tuh ukurannya ada yang 580 mm,nah sepeda saya ukurannya segitu,,bgaimana ini??

  74. untuk kang OP,
    silakan dikirim fotonya ke email saya. Bagian yang menonjol di tube depan bukan acuan Cycloide. Namun sepeda Simplex edisi lama (sebelum tahun 1940, bahkan 1930). Cycloide standar maksudnya yang gimana? Cycloide Standaart sebagai varian type ataukah standar umum sebuah sepeda disebut Cycloide? Kalau tentang hal itu silakan dibaca postingan jawaban saya yang lalu (seingatku yang kuterangkan panjang lebar ketika menjawab kalau nggak mang Thoyib Tea, ya pak Becak) Hayo kang OP silakan dicari lagi, ya..suwun. 😛

    untuk Boyolali,
    Jelas ada sekali waktunya asal sepedamu di foto yang jelas, lalu kirimkan ke emailku beserta hal-hal yang akan kau tanyakan.

    untuk Chico,
    Atas dasar apakah Simplexmu waktu itu dikatakan nggak asli? Hampir sebagian besar sepeda Belanda ukuran tinggi framenya memang 520,580,620,680,lalu 750mm. Itu dihitung dari ujung pipa frame bawah sadel sampai titik tengah lobang braket. Penanda keaslian Simplex tak hanya ukuran saja, mas. Banyak hal lain seperti ukuran besar braket, sudut kemiringan frame, bentuk supitan, model dan bentuk sock/keni, dan masih banyak yang lainnya.

  75. mang thoyib tea,..mas andyt,….., itu bukan saya kok, hayoo..coba liat lagi ke komen yang di atas.. 😉

    to : OP
    ah, dasar Agung, ngurusin pemancar radio yang dipanggul melulu sih…, sekali2 baca buku paduan simplex, ntar dikit lagi mau midtest, ntar nggak lulus baru tahu… pisss 🙂

  76. Buat: mang Thoyib tea

    pantes mang … pada tgl 28 july mang Jerry and mang Owen nyariin mana nich sr fluids eng. kok gak keliatan ternyata msh hunting simplex cycloide, tapi untungnya berhasil, terus gimana dengan simplex Neo-nya apakah masih malu2 di gudang???
    kapan kita berburu bareng di jogja mumpung lagi off bareng nich…! tar mbak susi kita ajak sekalian ya…?! tak tunggu kabarnya mang … ok?!
    Nuwun

  77. buat mang Thoyib tea lagi

    mang simplex neo-nya yang digudang yang masih malu2 kalo gak mau buat aku aja yach… tar pulang tak samperin

  78. salam kenal buat rekan2 semua yang ada disini, saya pendatang baru seperti mang Thoyib tea pemahaman tentang sepeda onthel masih nol besar, tapi setelah menyimak satu per satu apalagi menyimak ulasan dari mas Andhyt wawasan saya agak sedikit terbuka mengenai simplex, salam kenal khusus buat mas Andyt

  79. Mas Andyt, piye khabare?

    Sepeda Simplex mah jangan dipakai adu balapan atuh mas,sayang ntar klo rusak susah cari gantinya lagi apa lagi klo cycloide yang ori. Lebih baik ditunggangi dengan anggun & dgn hati yg gembira. Dinikmati kayuhan demi kayuhan sambil mensyukuri nikmat Tuhan, karena kita masih diberi kesehatan, rizky, dan teman-teman yang baik. Bukan begitu ?

    Untuk Feryfongers,
    Melarikan diri dari lokasi kerja seminggu berturut turut demi sebuah Cicloide emang bener2 memacu adrenalin!

  80. untuk Feryfongers,
    salam kenal juga. Syukur kalau menemukan manfaat dalam diskusi tentang Simplex ini. Untuk tujuan itulah situs ini (yang dipelopori mas Bahtiar Rifai, mas Heru WC, kang Tatanka, mas Laexs, VanKaVan, dan teman-teman onthel Go_Blogg) mendirikannya. Ngomong-omong namanya unik ya..keren. Punya sepeda Simplex nggak? Kirim donk fotonya ke emailku untuk dianalisa barengan.

    buat mang Thoyib, tea
    Balapan dengan Simplex Cycloide kenapa nggak? Saya seringkali melakukannya, kok. Biasanya kalau mengejar waktu karena ada kelas pagi. Atau sepulang dari rally di dalam kota yang sepedanya dikayuh. Biasanya saya beradu cepat dengan wak Manu (Cycloide Elite seri 3) dan haji Astur (petinggi PAKKAR) dengan sepeda Jerman kesayangannya. Saya sering kalah, bukan karena sepedanya namun stamina kurang mendukung.

  81. makanya mas di kurangi makanan berkolesterol dong masak Mr. S ada di belakang, ayo mas lebih semangat ha ha ha

  82. untuk mas Andyt

    ok mas insyaALLAH tar aku kirim foto simplex saya, jenisnya cross frame gapit, tolong nanti diteropong ya…?! tapi sekarang aku lagi puyeng mikirin simplexku soalnya masih buanyak kekurangan sana sini cari onderdil yang ori susah minta ampun, sampe aku termenung sejenak dlm hatiku ini hoby yang seharusnya bikin ati seneng kok malah bikin orang kelimpungan he… he… (rasain siapa suruh…!!!), mungkin mas Andyt ada masukan dimana tempat yang komplit plit buat onderdil simplex, biar saya bisa tidur nyenyak

    nuwun

  83. mang Thoyip,

    kapan maen ke jogja mumpung aku lagi banyak dirumah, sekalian nengok simlex neo yang di deket lokasi

  84. mas feryfongers yk di sebelah mana ?

  85. jogja utara ring road, lha sampean dmn dab Faj?

  86. mas Andyt
    gmn caranya ngedapetin sepeda onthel produksi baru dari belanda tapi model lama mereknya mau saya sebutin gak enak soalnya disinikan forum simplex pokoknya titik tik toer populairlah , apakah saya harus menghubungi Andree Koopmens, tolong dong mas aku pesenin satu bisa gak ya…? disini mas Andyt sama mas Koopmens kan udah kayak kakak adik aja… aku ngiler je kalo liat di internet onthel yang satu ini kalo ini jelas semua ori he he… ato mungkin mas Faj tau gak bagaimana caranya…? kalo harganya kurang lebih $1,250 itu belum ongkos kirim.

  87. mas Faj apakah sampeyan di jogja juga?

  88. aku juga di daerah utara sebelah timur, di bimomartani, tapi cari makan di jakarta.aku berharap pas k yk bisa main k tempat teman-teman pecinta onthel. no hp mas fery fongers soalnya nama belakang sampayan itu nama sepeda favoritku yang belum tak dapatkan selain simplex tentu saja.

  89. mas fery fongers kalau menurutku mau dapatkan sepeda ori ada seninya yaitu berburu ke klitikan, nanya teman-teman itu yang mengasikan. dari situ aku belajar tentang sepeda juga belajar bagaiman teman-teman pecinta sepeda tuntas membagi pengetahuan tentang sepeda. tapi kadang juga nenu sepeda simpenan yang masih banyak ori itu baru hoki. aku baru bangun simplexku udah hampir satu tahun belum sepenuhnya ori mengingat biaya dan tersedianya waktu.yang penting buka mata dan telingga.

  90. mas Faj, nama belakangku aku ambil dari merk sepeda bapakku, dan pertama kali aku belajar naik sepeda sampe babak bundas tapi sepedanya tetep seger gagah perkasa sampai aku bisa lost stang ya .. pakai sepeda itu. sampeyan jogajanya di wedomartani atau bimomartani? rumahku masuk wilayah wedomartani tepatnya di perum jambusari indah. jadi ceritanya sampeyan kerja di jakarta getoh? kapan pulang jogja kita berburu simplex ori.

  91. aku di bimomartani, pulang k yk hunting simplex ori wah itu mengasikan cuman waktunya mas, namanya juga kuli libure ndak tentu mas, makanya gimana bisa hubungi mas ferry biar pas pulang bisa hunting

  92. mas Feryfongers dan mas Faj,
    Beberapa tahun lalu ada kolektor Gazelle di Surabaya yang juga melakukan cara yang sama untuk memperoleh sepeda yang orisinil dari Nederland. Pak Diono namanya, banyak sepeda yang didatangkan langsung dari sana. Bahkan beberapa edisi nggak terlalu kuno (1970-1980an). Beliau punya akses dengan pabean pelabuhan sehingga mudah melakukannya. Cara ini cukup mengobati penasaran akan memperoleh sepeda yang baik namun dengan cara yang relatif mudah dibanding berburu kemana-mana secara pelan-pelan. Soal mahal atau murah apabila dibandingkan dengan cara yang dilakukan oleh kita selama ini adalah relatif. Beberapa sepeda dilepas oleh pak Diono sekitar 4-6 jutaan. Laris manis kayak pisang goreng. Kebanyakan yang datang adalah jenis sportfietsen dengan ukuran ban 26. malah beberapa sangat langka karena ukuran ban 27. Susah kalau mau ganti ban, 😛

    Kata Andre Koopmans dalam suratnya beberapa waktu lalu, walaupun pabrikan sepeda Belanda (salah satunya Batavus dan Gazelle) membuat kembali edisi model lama (mereka menyebutnya dengan tipe “Legenda”) namun tetap kualitas bahan kalah dibanding yang tulen produk lama. Metalurgi dan bahan besinya sudah mengalami modifikasian sehingga yang diutamakan adalah penampilan dan efisiensi produksi, bukan lagi persoalan functions (kuat, kokoh, dll). Kang Koopmans punya beberapa type Legendaris produksi Batavus, namun ‘kurang memuaskan’ katanya. Saya sendiri belum pernah lihat kenyataannya seperti apa bentuk aslinya, hanya via foto brosur. Koopmans juga pernah menyarankan untuk mencari dari situs e-bay atau via link oudefietsen untuk lebih baik mencari yang aneh, namun kuno. Misalnya kayak Cycloide Kruisframe 1957-nya dia. Itu di pasaran barang bekas seharga 500-600 euro. Menurutnya barang bekas di e-bay lebih berkualitas dibanding nyari baru edisi ‘Legenda’.

    Ada juga pak Sahid dari Jogja yang ‘terbiasa’ mendatangkan asesories sepeda dari Belanda, silakan juga dimintai pendapatnya perihal mendatangkan sepeda langsung dari Belanda.

    Oke semoga ini menjadi pertimbangan dalam menghadirkan sepeda dari Belanda. Selamat berburu.

  93. to mas andyt:
    wktu itu dbilang ga asli karna no.seri terletak di sbelah kiri kalu dilihat dari depan..aduh,bgaimana ini mas,saya bingung sebenarnya merk apa sepeda saya,ukuran 580,dan supitan berbentuk D..bagaimana ni mas utk memnentukan merk apa sebenarnya sepeda saya,,soalnya penasaran pengen tau bgt ni,skalian utk pembelajaran..kalu bisa tlong kirim email aja yah mas ke : friscoheriyanto@yahoo.com..mksh mas andyt..

  94. chiko,
    apanya yang dikirim ke emailmu? Mestinya kan kamu foto sepedamu lalu kirimkan ke email saya, untuk say alihat dan analisa, ya nggak?

  95. hehehe,….. mungkin chiko mau nerawang kepunyaan mas andyt kali 😉

  96. yaa maav..mksut saya kirimin cara utk menentukan merk apa sbenarnya sepeda saya mas..hehehe..
    email mas andyt apa??

  97. Mas Andyt,

    Berikut adalah data2 Simplex Cycloide saya :
    No rangka 35369, konstruksi rem karet, di stang ada tulisan SIMPLEX AMSTERDAM, di tube ada tonjolan atas bawah, gear model YY, panjang rangka : 550 (dari bawah sadel sampai lingkaran luar bracket), supitan vertikal + horizontal di las dan berbentuk OVAL, bos ban depan & blk gak kelihatan ada merk nya, lampu + dinamo : MILLER, sadel : BLOCK. (Note : Foto2 penunjang sudah dikirim ke email nya mas Andyt).
    Pertanyaan :
    1. Apakah Cycloide ini berasal dari varian cycloide LUXE yang TERMURAH?
    2. Apakah Cycloide ini produk tahun ca 1910, 1915,1920, or 1925 an? atau tepatnya tahun berapa (barangkali ada di brosur?)
    3. Bagaimana ciri-ciri stang original dari Cycloide? apakah yang ada tulisannya SIMPLEX AMSTERDAM, CYCLOIDE, atau yang GAK ADA TULISAN nya sama sekali ???
    4. Melihat kondisi GEAR yg terlalu MULUS (TIDAK / SEDIKIT BERKARAT, TIDAK ADA BEKAS GEMUK, TIDAK ADA KELINGAN) untuk sepeda yg sdh berumur 80 tahun, apakah mungkin ini bisa terjadi? Apakah gear masih asli bawaan nya?
    5. Apalah sadel BLOCK umum dipakai pada Cycloide tahun lama? Karena satahu saya Simplex umumnya memakai TERRY.
    6. Bagaimana menurut sampeyan, apakah kondisi Simplex saya cukup MULUS kondisinya?

    Matur nuwun sebelumnya. Mudah2an ‘kasus’ Simplex saya ini menjadi bahan pembelajaran yang baik bagi kita semua. Amin….

    Mang Thoyib tea.

  98. Mang Thoyib tea,
    Jawabannya:

    1. Bener jenis Cycloide Luxe varian termurah
    2. Kalau dilihat dari konstruksi frame sepertinya buatan antara tahun 1920-1930
    3. Ada tulisannya ‘SIMPLEX AMSTERDAM’
    5. Bisa banget terjadi, sebab gera letaknya dalam ketingkas yang tertutup rapat sehingga tidak terkontaminasi debu dan gesekan dari luar secara langsung. Gear terbuat dari baja yang tidak termakan karat, atau perawatan yang prima.
    6. Sadel Block ada kemungkinan asli bawaan atau dipasangkan kemudian. Lihat baik-baik kondisi sadel apakah original ataukah model baru. Kalau sesuai brosur memang TERRY, namun itu kan di Belanda. Siapa yang menjamin di Indonesia juga seperti opsi itu? Tak ada data yang valid menyebutkan. Kalau Block asli, berarti ada kemungkinan opsi ori barunya begitu.
    7. Kondisi Simplexmu diatas rata-rata. Kalau diskala 1-10 nilainya maka menurutku mendapat nilai 8.

    Semoga menjawab, emang mau diapain sepedanya kok minta dinilai segala? Jangan dijual, sebab nyari Cycloide sekarang ini maha sulit.

  99. mang itu block kayaknya varian th sekarang bukan bawaan..lokal jadul kale ya..kl dari tampilan masih mendingan jok special..dan kurang greget..mendingan pake Terry atau KMD kenapa saya bilang 2 merek tsb karena bentuknya persis sama dan untuk tampilan gagah..walaupun ada merek lepalussil yg lebih baik tp kl untuk kenyamanan kayaknya yg saya sebut diatas karena sadel ditopang frame yg rigid dan per dibeberapa bagian sehigga kalau melalui jalan yg bergelombang asooy banget…gak percaya? pinjem sepeda mas andyt deh…wakakakak

  100. lupa mang..ukuran bracket as kayuhannya berapa mang? kan katanya ada batang yg berundak tp bracketnya 38….keroncongan.. eh keroncong kan..

  101. -Selain dari bentuk gear depan, apa perbedaan Simplex Cycloide Elite dan Luxe?
    -Manakah yang lebih mahal Simplex Cycloide Elite atau Luxe?(dengan mengabaikan sistem rem)

  102. untuk mang andyt…
    kalo bisa sepeda mang thoyib, di posting aja biar kita semuanya bisa liat, kalo ada yang mau komnet jadi lebih enak….

  103. teman redaksi simplex forum
    terima kasih banget atas info dan bahan perbandingannya untuk membangun sepeda yang ori.

  104. mas ferry fongers
    piye enake` arep sowan mas sahid sampeyan khan cerak, opo blusukan turut pasar ? nek aku seneng turut pasar eneng aspek sosialisasi sing isoh dadi pelajaran.

  105. untuk Niko,

    tahun juga mempengaruhi. Luxe itu disebutkan untuk varian Cycloide yang dibuat sebelum tahun 1930-an. Ini cikal bakalnya varian Elite. Ini asumsi saya, sebab tak pernah ada brosur tentang Cycloide Luxe sejak 1935 Setelah tahun 1935 mulailah keluar banyak varian Cycloide seperti Cycloide Radium, Cycloide Standaard, dan Cycloide Elite. Deskripsi foto tentang Cycloide Luxe sama persis dengan Cycloide Elite. Sedangkan Radium dan Standaard berbeda di asesoriesnya (terutama setang, dan tiadanya tromol cycloide di dalam sepeda tersebut). Sehingga harganya juga berbeda cukup signifikan.

    Saya beri perbandingan berdasarkan brosur tahun 1935, dan jenis sepeda Simplex Cycloide pria bertromol, yakni:
    – Cycloide Radium 87,50 Gulden,
    – Cycloide Standaard 77.50 Gulden, sedangkan
    – Cycloide Elite 102.50 Gulden.
    Tromol untuk Elite menggunakan tromol cycloide, berbeda dengan tromol Standaard, menggunakan tromol reguler Simplex. Semoga menjawab.

  106. tambahan lagi,
    jenis Cycloide Luxe menggunakan opsi rem karet dan torpedo, serta belum menggunakan tromol dengan indikator dudukan rem yang ada dibelakang garpu depan dan bawah kiri-kanan supitan belakang. Sedangkan untuk opsi torpedo tidak terdapat ‘cenilan’ dudukan rem pada bagian tersebut di atas.
    Jikalau menggunakan tromol, maka dudukan rem harus diubah. Biasanya oleh orang yang punya Cycloide Luxe yang ‘dijadikan’ Cycloide Elite dengan cara diberi klem pada garpu depan dan supitan belakang dengan terlebih dahulu menghilangkan cenilan itu. Oleh karenanya terlihat dari keberadaan klem.

    Sedangkan varian Cycloide Elite, terdapat semacam cenilan berbentuk seperti pipa kecil menjorok kedepan (orang Jawa menyebutnya ‘jalu’) hanya pada garpu depan sebelah kanan (bila sepeda dilihat dari depan). Menurut brosur dan keterangan dari Kuner, tromol baru digunakan tahun 1930-an.

  107. -Mengapa Simplex Cycloide 11245 anda sebut sebagai Elite bukan Luxe?
    -Dari bentuk gear depan anda sebut kalau Elite pakai gear “Mercy” sedangkan Luxe pakai “Y” berkeling. Apakah bisa menentukan Elite atau Luxe dari gear depan “Mercy” atau “Y” berkeling?
    -Klo dari pernyataan anda berarti Cycloide yang disebut Luxe(sebelum 1930-an)lebih tua dari Elite?

  108. Matur nuwun mas Andyt,

    Penilaian dikau sangat daku perlukan biar daku lebih mencintai lagi ‘karya seni ini’. Sekedar info, Cycloide ini sudah bisa bikin ibu ku (usia 80 th) tersenyum karena teringat masa lalu terutama tas kulit yang nempel di belakang !!!

    Mr. T, hatur nuhun oge kanggo masukan info sadel na.

    Pertanyaan (seperti biasa) :

    70 % Less Friction : begitulah bunyi iklan dari Cyloide.
    Menurut fikiran AWAM saya, berarti Cycloide ini bila dikayuh lebih ringan 70 % dari sepeda2 lainnya ?????
    Bagaimana dgn penjelasan bahasa teknis nya mas Andyt? Mohon pencerahan.

    Hatur nuhun,
    Mang Thoyib tea

  109. buat Niko,
    – Sebab memang dibilang Elite ketika saya tanyakan ke Kuner dulu, walaupun jika mengacu dari nomer serinya saya yakin kalau itu Luxe.

    – Tidak bisa, saya hanya merujuk pada kebanyakan Elite di Indonesia muncul pakai gear ‘mercy’ sedangkan Luxe YY berkeling, walaupun di Belanda muncul fenomena berbeda dari beberapa foto yang ditampakkan yakni semua pakai gear ‘mercy’ baik Elite ataupun Luxe. Inipun juga asumsi saya, sebab baik Elite ataupun Luxe yang ditampilkan dalam brosur ketika baru tidak menampakkan piringannya (tertutup ketengkas). Koleksi Luxe dan Elite saya semuanya menggunakan piringan ‘mercy’ kecuali yang 680mm.

    – Betul, itupun juga dari asumsi pertama, tiadanya brosur tentang varian Luxe setelah produksi varian Elite dimulai. Kedua, dari beberapa koleksi Simplex anggota Oudefiets yang menyebut Luxe untuk Cycloide seri tua yang diproduksi sebelum Elite, padahal opsi sepeda sama hanya beda di seri dan model remnya saja.

  110. untuk mang Thoyib, tea,

    70% vrijwingbessparing pada iklan Cycloide itu adalah bahwa konstruksi Cycloide dikatakan menghasilkan reduksi friksi sampai kurang dari 70%. Namanya juga bahasa iklan mang, ada dramatisasi dan simbolisasi di dalamnya. Tujuannya adalah mempersuasi benak khalayak agar punya image dan persepsi positif atau citra tentang suatu hal (barang/jasa). Apalagi tahun segitu, iklannya sangat bombastis karena belum ada kontrol dari lembaga konsumen. Makanya sering kita jumpai iklan obat jaman kuno yang mengklaim bahwa obat ini menyembuhkan berbagai penyakit, membuat kembali menjadi muda, atau bercahaya laksana dewa turun dari khayangan (lihat shampo Putri Mandi, Anggur Kolesom, obat Aspirin, dll). Demikian juga sepeda.

    Kalau saya pribadi ketika dulu meneliti perbedaan antara sistem bearing Cycloide dengan Thompson’s cup and cone system pada Neo, merasakan pengaruhnya nggak begitu banyak. Tak sampailah 70%, namun yang jelas lebih awet karena pada konstruksi bearing presisi clearence antar bola besi (gotri) sangat bagus, sehingga gesekan bisa direduksi. Sementara sistem Thompson kurang mengakomodir keausan yang muncul di mangkokan, juga friksi antar gotri yang mempercepat keausan dan mengakibatkan gesekan jadi sangat terasa.

    Namun yang paling penting adalah faktor psikologis. Bayangkan, orang akan merasa bangga dengan sepeda yang dinaikinya karena faktor superioritas harga yang mahal, sehingga tak banyak orang yang mampu beli, lalu faktor gengsi karena Cycloide masuk kategori sepeda premium di masanya. Hal-hal positif ini pastilah mempengaruhi alam bawah sadar/psikologis pengguna, sehingga lalu muncullah opini positif (testimoni) yang cenderung berlebihan.

    Ini analisa saya, Mang!

  111. analisa kalau di lakukan oleh yang ahli bisa juga jadi kebenaran dengan tanda kutip mengingat minimnya sumber yang valid dan reliable.

  112. Prof.. gw pny spda simplex cew no.serinya 4 dgit di bwh sadel no.ny5289. dikatengkasnya ada baut u/ melumasi rantai. di slebor dpn ada tulisan Surabaia, trus tulisannya spt emas/kuningan ukuran 620. Trus gmn prof, kira2 speda gw buatan thn brp ya?

  113. mas Faj,

    Dalam ranah ilmu pengetahuan, sesuatu dianggap valid apabila didukung oleh analisis yang dapat dipertanggung jawabkan melalui serangkaian metode penelitian dan didukung oleh data. Namun hal demikian juga dapat disanggah kebenarannya apabila ternyata ditemukan bukti-bukti baru yang menggugurkan premis terdahulu. Terus terang dalam kasus-kasus Simplex karena keterbatasan dan ketiadaan data pendukung akibat hilang dan musnahnya data karena pendudukan Jerman di PD-2, maka diperlukan analisa-analisa dari fenomena (misalnya pendapat ahli Belanda, foto, realitas lapangan, hasil observasi, wawancara, dll) yang sifatnya sangat kualitatif. Itupun terkadang kontradiktif. Namun disinilah menariknya. Ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk memahami discourse dibalik onthel. Sepeda memang tak sekedar piranti untuk dikayuh dan dielus-elus, namun juga mengandung riwayat dan sejarah menarik tentang peradaban masa lalu.

  114. Untuk Galih,
    sepedamu buatan sekitar tahun 1950-1960an. Lebih tepatnya lagi ada beberapa detail khusus yang bisa dijawab dengan analisa foto sepeda. Sudikah kiranya foto sepeda dikirim ke emailku untuk diterawang lebih detail, misalnya terkait jenis model, type frame, identifikasi keaslian, dll. Baut untuk lobang pelumasan di ketengkas sangat umum ada di sepeda Simplex. Justeru model ketengkasnya itu menjadi salah satu unsur penanda tahun, misalnya ketengkas Inggris, atau Jepang atau udah gantian punya RRT. Demikian pula terdapat beda bentuk antara RRT lama dan baru (tahun 1980-2000).

    Tahun produksi Simplex juga dapat diidentifikasi dari jenis ketengkas, apakah metal base, atau moleskin base. Demikian pula dengan tipe rem, tipe setang, tingkat keausan cat, dll.

  115. Thanks for Master Simplex,
    Kesimpulanku Sebutan Cycloide Elite ataupun Luxe hanya karena perbedaan tahun produksi. Simplex Cycloide Luxe untuk sebutan Simplex Cycloide sebelum 1930-an, sedangkan sebutan untuk Simplex Cycloide buatan tahun setelah itu adalah Elite, Radium dan Standard(Sesuai Type jenis dan model rem).

  116. Betul mas Niko… 😛

  117. Radium dan Standar malah kesanku sebagai Simplex yang sengaja dibuat untuk ‘kelas dibawah Elite’ mungkin sejenis ‘Cycloide paket hemat’, kayak Supra Fit, Yamaha Vega, dan Kawasaki Blitz di sepeda motor sekarang.

  118. Kira-kira tu “PAHE” ngurangi kualitas material rangka gak ya?

  119. saya kira nggak, sebab daam hal kualitas yang berkaitan dengan fungsional Belanda terkenal dengan konsistensi mutunya. Reduksi bukan pada kualitas namun pada komponen yang tidak mendukung fungsi. Misalnya setang biasa, warna hitam pada pelek, jenis tromol (cycloide atau biasa) dan transfer merek. Bahkan jika punya sepeda Radium atau Standaard, lalu diganti setang, tromol, dan transfer mereknya serupa dengan Elite, saya pikir orang tak akan bisa menemukan perbedaannya.

  120. Mas Andyt, untuk simplex cycloide luxe ( pre 1930 ) apa lampunya sudah pakai berko juga ? trus kalo nomor seri 5xxxxx ( lima digit tahun pinten mas supitan bulat ). suwun mas.

  121. Saya belum menemukan kapan Berko membuat lampu. Kalau fenomena di Indonesia, Berko diidentikkan dengan Simplex sekitar tahun 1948-1960an. Logikanya sih iya, sebab ada jenis Berko ‘kodok’ yang dari sisi desain terlihat sangat kuno, seperti desain sebelum tahun 1930-an. Ada juga Berko yang mirip lampu Lucifer buatan tahun 1910-an. Di Belanda sana sepeda dengan dinamo dijual terpisah. Di Indonesia saja dijual sepaket, jadi seolah menyatu antara Simplex dengan lampu Berko.

    Nomor seri segitu sekitar tahun 1925-1930 an, yang jelas harusnya sistem rem ada dudukan kembar, kalau nggak berarti harus dilihat lagi siapa tahu opsi torpedo, atau sudah dihapus dudukannya.

  122. Sekali-sekali postingin aku donk!

  123. Mau tanya mengenai ontel merk RADIUM…? ada yang bilang ini merupakan varian dari Simplex. Di bos belakang ada tulisan VELAMOS chekodzloakia. Thxs

  124. Ada begitu banyak persamaan merek yang tidak saling berhubungan. Bahkan ada lebih dari dua sepeda yang bermerek Simplex tanpa relasi apapun diantara mereka. Begitu pula dengan Radium. Salah satu yang saya tahu adalah varian Simplex. Bedanya dengan varian lain ada di transfer merek, lalu opsi onderdil (sadel dan roda). Kalau ada sepeda lain dari Cekoslovakia dengan merek Radium juga kemungkinan besar ada. Namun saya tidak mengatahuinya secara detail. Ada ribuan merek sepeda yang bentuknya secara umum sama (diamond frame). Orang awam masa kini pasti kebingungan membedakan satu dengan yang lain, apalagi jika transfer merek atau tulisan-tulisan identifikasi sudah lenyap (aus) atau hilang. Sama seperti mobil atau sepeda motor sekarang yang dihilangi semua penanda mereknya. Hanya ahli saja yang bisa membedakan mana Supra Fit, mana Fit X, mana Jupiter, mana Vega…

  125. yang cycloide..yang cycloide…bungkus…bungkus….nda..bungkus nda…nda bungkus hehehe..mas…kepikiren..

  126. kerenan dan gagahan yang yoni, kang…
    percuma juga dipikirin, paling nyesel….
    mending digowes, ane yakin masih megang Yoni…

  127. Pak Andyt,

    boleh tahu alamat emailnya ga..

    thanks

  128. Mas Andyt,
    Setelah melihat dan membaca tulisan mas Andyt sy jadi agak sedikit mengerti. Saya mempunyai sepeda simplex ( perempuan ), mungkin jenisnya cycloid pristerrijwiel, karena rem tromol seperti pd gambar B.2 dan D dan supitannya dibaut, tapi tidak ada lampu kecil shock depan hanya ada standar tengah yg katanya itu bawaanya.
    Lain kali akan saya kirimkan gambarnya .
    Matur nuwun .

  129. Mas-mas… saya mohon infonya, saya punya sepeda Gazelle cewe dgn no frame 1072608, kondisi masih sempurna orisinil semuanya, bisa kasih info ke saya tidak mengenai onthel yang saya punya ini, dibawah rangka/ di bawah pedal ada ciri tatahan gunung, mohon infonya, katanya sih saya punya seri 4, info saja pernah ada yang liat dan dia nawar 15 juta tapi saya tidak mau karena tidak bermaksud menjual, terima kasih.

  130. Mohon dapat diinfo ke email saya jusansenior@yahoo.com

  131. wah, kemurahan tuh spedanya klo cuma 15 jt!

  132. apakah simplex slelalu menggunakan emblem?

  133. Salam kenal, nama saya teguh dari bantul.mau tanya pak kalau harga simplex neo terpedo 25, brapa ya harganya? Trimakasih

  134. Saya punya sepedah simplek supitnya di las .setinya berlubang itu kira kira papa simplek cycloide ya

  135. Info untuk sepeda kuno… Pemberian ortu simplex nomer seri 58674… Apa ada nomer yg bisa sy hubungi bang… Untuk tanya sepeda saya ini… Trims

Leave a reply to Andyt Cancel reply