SIMPLEX CYCLOIDE ELITE 11245

Simplexians people,

Sejarah per-Simplex-an dimulai ketika Charles Bingham mendirikan ‘Simplex
Automatic Machine Company’ pada tahun 1887, sejak saat itulah berdiri pabrik
sepeda Simplex. Perusahaan yang berlokasi di Amsterdamschestraarweg ini
berkembang pesat ketika Piet Leeuwenberg bergabung sebagai dewan direksi tahun
1893. Tiga tahun kemudian mereka pindah ke Overtoom (masih di Amsterdam) dan
menjadi besar dengan 100 orang pekerja yang memproduksi 5000 unit tak hanya
sepeda, tetapi juga sepeda motor, mobil dan kereta api, serta menjadi
perusahaan terbesar sepeda pancal dalam sejarah Belanda sampai beberapa tahun
kemudian. Pada tahun 1899 pabrik yang menggunakan nama ‘NV Simplex Machine
Rijwiel en Automobielfabrieken’ itu mengembangkan model-model jenis sepeda dan
alat angkutan model ontel, antara lain sepeda roda tiga untuk membawa pasien
sampai penemuan sistem model bearing yang diberi nama Cycloide dan dipatentkan
pada tahun 1909. Model Cycloide ini kemudian menjadi jenis sepeda Simplex yang
lebih mahal dibanding semua jenis sepeda yang dikeluarkannya.

Tahun 1927 mengeluarkan model torpedo persneling, dan sistem teromol yang
kemudian lazim digunakan sampai akhir tahun 1960-an. Salah satu yang
ditampilkan di sini adalah model rem karet. Simplex Cycloide rem karet ini
bernomor seri 11245. Pernah ditanyakan ke paguyuban persepedaan kuno
Belanda diperkirakan buatan sekitar tahun 1910. Hal ini mengacu dari sudut frame yang menciptakan jarak lebih pendek (bila dibandingkan sepeda buatan tahun 1940-an) antara titik ujung pipa di as sadel dengan ujung pipa di as setang. Maklumlah data produksi termusnahkan ketika Jerman menduduki Belanda tahun 1940-1944. 

Pada as tengah depan terdapat tulisan ‘Simplex Amsterdam Patent 1909’. Sepeda ini berasal dari Jawa Tengah lalu diboyong oleh salah seorang mantan anggota Paskas. Setelah beliau meninggal dunia maka sepeda ini sempat berpindah 3 pemilik berbeda sebelum sekarang dikoleksi oleh penggila dan pemerhati Simplex yang berdomisili di daerah Waru. Sepeda ini diklaim sebagai satu-satunya dengan kondisi instrumen rem masih sesuai dengan aslinya di Surabaya dan Sidoarjo. Konstruksi rem yang berbeda dan merupakan ciri khas model Simplex Cycloide lama, yakni menggunakan kawat baja diameter 8mm melengkung yang mengingatkan pada konstruksi rem Fongers edisi tahun 1905-1930 an. Rupanya model rem seperti itu hanya digunakan oleh sepeda-sepeda edisi ‘aristokrat’ di Belanda. Kelemahan dari konstruksi rem ini
(namun tidak ditemui pada Fongers) adalah setir tidak mampu dibelokkan 90
derajad karena terhalang oleh tuas rem, kelemahan kedua ada pada nipel yang
merupakan konverter sambungan pada pelat dan kawat rem yang total jumlahnya 5
buah di rem depan dan belakang. Kelemahan itulah yang kemudian membuat
konstruksi rem ini fragile alias mudah rusak sehingga makin sedikit yang
tersisa.

Kekhasan yang menambah keunikan berikutnya adalah model setang yang tuas remnya masuk kedalamnya. Model setang ini hanya diproduksi sampai tahun 1935 yang menandakan jenis Cycloide Elite, Luxe, dan jenis-jenis Simplex varian mahal.
Awam seringkali keliru menandakan setang ini sebagai setang Cycloide, sebab
Cycloide dan tidak (Neo) HANYA dibedakan dari besar bracket (keroncong) pada as
tengah, bukan pada setang. Karena bisa saja Simplex Neo menggunakan setang ini
tanpa harus mengganti konstruksi tuas rem pada tube depannya, seperti yang
dimiliki Dektisa dari Delta Puspa dengan Simplex Neo-Kruisframe rem karet
berstang model Cycloide.

Soal kenyamanan Simplex Cycloide Elite 11245 ini jangan ditanya lagi. Humas KOBA
(bung Alex) sudah merasakannya di suatu sore bulan Juli 2007 bersama calon
isteri saat itu. Komentar tentang kenyamanan membuat pemilik sepeda ini ‘sesak
baju’.

cycloide-elite-2.jpg

Simplex Cycloide Elite 11245

buritan.jpg

Terasa sedap di pandang..

no-rangka.jpg

Frame number

simplex-cycloide.jpg

Nice looking and comfortable simplex

cycloide-elite.jpg

131 Responses

  1. Hiks..sama dunks ama nyang punye ane neh seri 1 ( tp sayang masih embrio )
    Ada yg pny model stang cycloide kyk gini gak yak ?!! ane mau blei dah tp jgn mahal2 dunks ..

  2. Selamat yah Om andyt,
    atas di bukanya forum khusus Simplex.
    saya mau tanya nih :

    Kalo liat gambar di atas, saya ingin tanya apakah :
    1. selebor belakang simplex tidak selalu ada lambang “S” nya
    2. juga tidak selalu ada lampu belakang

    thx

  3. Setir yang model masuk begini sangat sulit nyarinya. Dan satu lagi tidak semua Simplex Cycloide menggunakan setir model masuk. Banyak pula yang menggunakan setir Simplex model biasa, misalnya Cycloide Standaart, Cycloide Radium, dan Cycloide Model Extra. Jadi kalau belom nemu jangan terus berhenti merakitnya. Di Surabaya pasaran setir yang model masuk kayak di gambar atas sekitar 400-500 ribu (tergantung kondisi).

  4. police_4,

    Tak semua Simplex punya lambang emblem (dari kuningan) di slebor belakangnya, juga tak selalu ada bolongan untuk dudukan lampu. Tidak terlalu jelas kapan mulai ada dudukan lampu dan emblem, serta varian apa saja yang pakai dan tidak pakai. Di Indonesia para penggemar cenderung melengkapi sepeda Simplexnya dengan segala sesuatu yang ‘dirasakan kurang’, oleh karena itu ditambahkanlah emblem dan lampu belakang, padahal seharusnya tak pakai.
    Jadilah kemudian sulit menentukan klasifikasi tersebut.

  5. link >>> http://www.rijwiel.net/simplexe.htm >>> kene kok ora iso di buka kang heheheh

    Sabar wae mas, memang kadang juga susah dibukanya….karaten. Mungkin perlu beberapa kali, soalnya kok aku selalu bisa ya…

  6. mas..ini yang ane coba waktu itu bukan? yang mesti naik turun kayuhannya jauh …wakakak:D

    bukan ini Kang, yang kaucoba itu Cycloide Luxe seri 3 tahun 1925. Itu pakai tromol rem cycloide bearing, ini remnya karet.

  7. mas sonny jos, ..bisa ah dibuka..lancar malahan….

  8. Dab Andyt,

    Mangap abis deh….wis nganti ra kedep-kedep. Cat-nya masih asli? Dan pelk memang asli gitu Dab? Makacih infonya.

    dab Patub, ini yang nggak asli cuman cat, lalu ban doank. Kenapa saya cat ulang karena oleh pemilik pertama dicat biru metalik, lalu oleh pemilik kedua dikerok dan disemir. Ngeroknya nggak rata sehingga belang-bonteng gak keruan. Berbekal brosur dari Herbert Kuner, kupermak sesuai aslinya keluar dari toko jaman dulu.

  9. saya juga punya varian seperti itu tapi bukan cycloide namun amsterdam bentuknya mirip banget bedanya cuma di bosch depan belakangnya gak pake bearing!

    Semua Simplex asalnya dari Amsterdam, nggak bearing berarti jenis Neo. Coba kau kirimkan fotonya biar dianalisa team kami…

  10. om Onthelholic,
    maksudnya simplex type amsterdam..?

  11. Mungkin typenya Amsterdam soalnya di ketengkasnya ada tulisan “simplex Neo Amsterdam” tapi bentuknya mirip cycloide baik stang, sampe kawat remnya.

    kemungkinan :
    1. Berarti type Neo, lihatlah ukuran bracket, kalau 40 berarti Cycloide, sedangkan 38 adalah Neo sedangkan setang model rem
    masuk bisa dipasang dimana saja.
    2. Bisa pula Cycloide yang ‘salah’ nempelin transfer merek dgn Neo Amsterdam. Kalau masalah kawat rem TIDAK ADA BEDANYA
    antara Cycloide dengan Neo.
    Semoga menjawab, kalau masih bingung kirimkan saja fotonya ke andrian@peter.petra.ac.id.
    Nanti akan diterawang 🙂 (biar kelihatan pake G string atau celana sepakbola..hahahaha)

  12. brati stang bukan aslinya klo neo…..
    brapa kang onthelholic stangnya….ntar tukeran ma stang yg neo deh….
    trimkasih

    (pakai lagunya Matta) oo..kamu ketahuan mbangun cycloide…nyari setangnya…
    minta tolonglah pada ‘si gendut’ teman baikmu tuk mencarikannya.. oo..

    (ini Andyt) : daripada bingung nyari komponen, ada tuh temen yang mau nglepas cycloide elite ukuran 24 (620mm), frame pria tahun 1940, setang masuk, tromol cycloide edisi lama, dinamo Berko, lampu depan Miller, belakang Koets NL Simplex, sadel Terry England, gir belakang Villier England, Piringan Roda Tiga, restorasi cat ulang komplit pakai strip dan transfer merek ‘Cycloide Amsterdam’. kalau mau kontak saya via japri saja.. Gue gak bisa beli….bokek soalnya 😦

  13. Mas Andyt, maksudnya stang masuk itu, tuas rem menyatu dengan pipa stangnya gitu kan ????? – Kemudian, antara neo dan cycloide dibedakan bukan pada setangnya ( masuk atau tidak ) tetapi pada besarnya bracket pada as tengah – Pertanyaan saya : lebih besar type yg mana mas ?? lha kalau kita hanya ngliat 1 type ( misalnya neo ) kan nggak iso membandingkan ukuran besarnya bracket dg milik cycloide, ada nggak kira2 ukuran bracket standart yg bisa dipakai untuk indikator dari masing2 type ( Neo atau cycloide ) ????????? matur nuwun mas —–

  14. Oh..ya Mas Andyt, temen mas andyt yg mau nglepas cycloide elite ukuran 24 itu udah laku belum ya ?? – jika saat ini tidak dalam negosiasi / penawaran teman lain, boleh hub saya di email kali2 cocok : goes_sus@yahoo.com – trims dan salam.

  15. Mas Sus,
    Cara mengidentifikasinya emang seperti itu yakni melihat dari besar kecilnya lubang bracket. Untuk detail jelasnya silakan dibuka halaman ‘PERBEDAAN NEO DAN CYCLOIDE’ di situs Simplex ini.

    Kalau bracket standar Simplex, emang ada? standarnya siapa? Tiap produk sepeda punya ukuran sendiri-sendiri yang kadang berbeda. Gazelle saja punya dua jenis bracket (diluar model 8V). Orang Jogja bilang jenis Gazelle ada yang ‘keroncong cilik’ dan ‘keroncong gede’. Beda Gazelle beda pula Humber. Nggak ada standar patokan yang sama.
    Kalau ada Simplex toerfietsen (pit kebo ukuran ban 28) punya bracket di luar dua ketentuan itu, berarti ‘jejadian’ mas! Bahkan yang jejadian saja biasanya pasti akan menggunakan (base on) bracket frame dari Simplex. Kalau nggak repot banget, belum sudut kemiringan frame juga beda. Angeeel banget nggawene, mas.

    Dia nggak punya alamat email, sepedanya sudah dititipkan ke saya sejak lama kok. Belum ada yang nawar. Biarlah paling-paling juga kubeli nantinya, hahaha…Kalau mas Susanto mau dibayar sesuai permintaannya saja, nggak usah ada komisi, wong saya cuman nolong nyimpen dan nawarkan ke temen yang pengin.

  16. nggak usah pusing2 mas andyt, kalo max 1,5 boleh nih..hehehe 🙂

    saya lagi mencari stang simplex baik cycloid atau neo yang kondisinya masih cukup baik jika ada teman-teman yang ada stock boleh kita kontak-kontak nih…

  17. para s sepuh simplex nanya dong ,tetanggan saya punya smplex cewek,yng slebornya bolong2..katanya jman dlu itu dipake buat rajutan utk pengaman kaki, itu taun berapa yaa.a…

  18. loco,
    difoto saja sepedanya biar ketahuan tahun berapa. Identifikasi tahun pembuatan BUKAN dari dudukan side cover untuk pengaman kaki pembonceng anak kecil. Sejak tahun 1900 sampai 2007 tetap ada side cover yang sebagian besar nempel di sepeda cewek/dames. Beberapa diantaranya berlobang pinggiran slebor belakangnya.

  19. Mas Jana,
    Cycloide yang saya maksudkan sebentar lagi diboyong ke Klaten, neh… Beruntung banget bisa punya kayak gitu, soalnya langka….

  20. Sepeda ini menjadi gambar belakang kaos produksi C-59, sementara bagian depannya ada tulisan ‘SIMPLEX’. Saya nggak tahu harus seneng, bangga, ataukah sedih, sebab kaos itu dibuat tanpa ijin (padahal sepeda punya saya, yang motret dan menampilkan di sini juga saya).

    Ketika saya beli saat event ‘1000 onthelis goes Jogja’, juga tidak diberi diskon,

    apes tenan… 😛

  21. mas andyt, sayang banget yah padahal pengen banget punya simplex yang kondisinya masih bagus,

    Itu pembajakan hak cipta mas andyt, untuk menuntut juga bisa kok, UU nya sudah ada dan jelas, paling ujung2nya bayar harus royalti, kaos C-59 punya perusahaan yang cukup besar kok.

    Mas andyt, kalo punya stock atau informasi stang simplex yang ada tuas remnya dan kondisi masih cukup baik saya mau yah. thx.

  22. ok..bang andy saya penggemar onthel ni yang bru aja gabung…sebenernya simplex tu msh produksi g ya sampe sekarang…wah udah psti laku bngt tu klo sampai saat ini produksi…hiduuuup penggila simplexs

  23. JANA,
    Klo mau stang simplex yang kayak cycloide elite diatas, teman saya ada yang punya.
    okin.dibalik@gmail.com

  24. mas niko,
    boleh dong, ini email saya
    jana@miamibeach-fashion.com

  25. Loco,
    Simplex pabriknya sudah tutup lama (sejak tahun 1953) lalu diakuisisi oleh Locomotief.

    Pembajakan gimana, wong aku belum mendaftarkan sebagai hak cipta kok, motifku mengupload ke situs ini adalah untuk informasi visual bagi teman-teman yang pengin lihat Simplex Cycloide, bukan dijadikan gambar di kaos.

  26. sing sabar om andyt, “haji dullah gowo bedil gusti allah moho adil”.

  27. iya mas andyt, upload-tan “karya” mas andyt di ambil orang kan, walaupun maksud sebenarnya untuk tebar pahala ke penggemar simplex.
    saya sih hanya menginformasikan kalo perusahaan kaos c 59 cukup besar, beda hal kalo yang mengambil perusahaan rumahan.

    ah kumaha iye teh jadi nteu puguh, mas andyt tea… hehehe 🙂

  28. iya, walaupun besar dia hanya dapet gambar doank, sedangkan gue punya sepedanya….iyo emang adil…..

  29. sebetulnya nggak adil juga ,
    mas andyt punya simplex bagus2 dan banyak pula sedangkan…. hehehhe guyon luh mas 🙂

  30. mas andyt, yakin gambar c59 punya mas andyt? mungkin saja ada gbr simplex yg lain..kalau iya ntar ane tanya ke tk bikin kaosnya…/ ke tukang jualnya..namanya sama bwahahahah

  31. mas andyt, sesuai permintaan dia piro mas ? ke japri ya ! – No Hp saya ada kan mas ??? tq –

  32. Untuk Kang Tank, silakan dilihat foto dikaos dengan yang ada di gambar pertama di atas ini. Sama persis kok. Tapi sudahlah gak usah diributkan..ambil hikmahnya saja, beberapa hari lalu ada yang nawar sepeda ini (gara-gara gambarnya nebeng di kaos). Gue gak jual soalnya di Surabaya dan Sidoarjo cuman ada satu sepeda ini. Udah diomelin ketua Pakkar kalau sampai dijual…hahaha..

    Untuk mas Susanto, barange wis payu, dino iki wis dikirim nang Semarang….

  33. mas andyt, sing durung dikirim ae mas tak gawene – ben nduwe sing apik koyo punya mas andyt.

  34. apane mas Sus? Nek kaos ora ono. Kabeh wis dienggo dan nggak ada yang ora digawe. Nek sepeda wis ora ana barang ora digawe. Kabeh digawe…..maapin gue ya?

  35. mas andyt, ane dah tanya orangnya..bener, gbrnya dapat dari internet…heheheh

  36. gambar apaan nih om t, gambar jorok yah hehehe

  37. to mr.t, trus gimana kejelasannya, om andyt dapat kompensasi gak tuh?he.he.he.

  38. biarin aje..Gusti Allah sing mbales, ya nggak? Siapa tahu ane dikasih rejeki dapet sepeda lagi…

    Tariiik mang!

  39. halagh..kang jana mah piktor wae..ekekeke, nggak mas OP dia cuma senyum2 saja maklum dia jg pegawai c59nya bukan bossnya 😛 , mas andyt aminnn…hmm rasa2nya sudah dibales deh mas..sama gazelle tuh heheheh..

  40. kang T, ari gambarna jorok oge nteu naon-naon atuh, biar semangat ngagenjot na.
    eh jangan2..kayaknya mah kang T juragan kaos na nu di ical di jogya hehehe….

  41. iya kang,
    udah dibales sama Yang Kuasa dengan Gazelle seri 5, hahaha….hidup itu emang seimbang ternyata.

  42. emng musti seimbang om…., kalo nggak jomplag ……heheh

  43. test……..

  44. stang boleh sy minat mas Niko…..viva onthel

  45. Om Andyt, mo nebeng tanya juga nh mengenai gazelle seri 5 ada historisnya ga ya…, katanya seri 5 adalah seri transisi gazelle dar segi frame, seri 5 braket besar(Jawa:braket kendi), lampu belakang mulai melekat dg slebor…
    gmn om…?

    suwun…
    _dph_

  46. Oom David,

    Perlu diluruskan dulu pengertian seri di Gazelle yang sesungguhnya berbeda dengan pemahaman di Simplex. Gazelle itu mengeluarkan banyak varian, contohnya jenis ‘Gazelle No.1’, lalu Gazelle A, H, P, Kruisframe, lalu ‘type 8V’ dll…

    Inilah ‘salah kaprahnya’ orang Indonesia karena menyamaratakannya seperti pada merek sepeda yang lain. Setiap merk sepeda punya sistem penomoran yang merujuk tahun, model dan type sepeda berbeda satu dengan yang lainnya. Antara Belanda beda dengan Inggris, beda pula dengan Jerman.

    Setiap varian/macam Gazelle (misalnya) pasti akan ditemui angka 1 atau 5, atau 9 didepan deretan angka yang tertera dibagian sock pipa frame bawah sadel sisi ketengkas, sehingga kalau nggak cermat akan membuat bingung. Contohnya Gazelle varian ‘No.1’ juga akan terdapat nomor seri yang depannya angka 3, demikian pula dengan varian Gazelle H, atau varian ‘Model 8V’. Terus kalau ditanya Gazelle seri 3 pakai lampu reflektor yang bagaimana? Pasti bingung kan menjawabnya karena ada berbagai varian Gazelle yang semuanya pakai angka 3 didepan deretan angka serinya.

    Terus kemudian setiap varian Gazelle membawa ciri khas sendiri-sendiri, misalnya lampu reflektor menyatu dengan spakbor, atau terpisah, bahkan ada yang pakai ketengkas moleskin (kain), ada yang metal chaincase (besi), bahkan ada yang bentuknya seperti ‘bendo’ (parang;bhs jawa), atau bahkan hanya model tutup garpu depan, dan besar kecilnya ukuran rumah bracket. Banyak ciri khas perbedaannya, oom!
    Beberapa varian Gazelle yang lampu reflektornya menyatu dengan spakbor belakang adalah “Gazelle No. 1′ (ini yang paling populer di Indonesia), lalu ‘Model 8V’ lalu ‘seri H’ yang lainnya aku lupa.

    Kalau opini seperti yang pak David temui justeru aku malah belum pernah dengar, persoalan benar atau tidaknya harus dibuktikan dengan data formal.

  47. Ooo..jadi beginu Om Andyt, Soalnya waktu saya mulai seneng pit tuwo (semasa SMA), Gazelle yg dkasih tahu ksaya itu ada 3 (baca:Propiler, Empeta dan Standard)
    Propiler: braket besar (kendi), garpu belakang (atas
    dan bawah) mecut (kecil-besar-
    kecil),tromol,lampu blkg nyatu ama spakbor
    Empeta: braket kecil, banyak pada seri 9,rem jepit,
    lampu belakang nyatu ama spakbor
    Standard: Braket ukuran biasa,rem jepit, lampu terpisah

    Adalagi yg bilang klo dbraket besar ada penomorannya, itu yg istimewa…

    Sedangkan yg saya punya Seri 5 tp dengan ciri-ciri propiler tp lampu tpisah, mknya saya jd binun, 😀

    Ternyata mungkin mendefinisikan apa yg Om Andyt critain dg cara yg berbeda ya Om…

    Suwun Om Andyt untuk pencerahannya 🙂

  48. pak David,
    Malah saya belum mengetahui 3 jenis Gazelle itu, sepemahaman saya Propiler itu mengacu pada merek jagrag (ada Gazelle pakai Hopmi, Orient, dan Propeller) mungkinkah Propeller ini sebutan bagi Gazelle type itu? Saya mengetahui tentang Gazelle dari korespondensi dengan meneer Kuner dan Otto, dalam data yang pernah dikirimkan ke saya tak satupun menyebut tiga klasifikasi yang disebutkan pak David. Namun saya percaya bahwa kadang orang Indonesia punya istilah dan cara sendiri dalam mengklasifikasi sepeda.

    Empeta itu apakah yang dimaksud dengan Impala? Sebab menurut Koopmans ada Gazelle jenis low prices’ yang dinamai Impala

    Kalau untuk rem jepit sepengetahuan saya, Belanda menyebutnya ‘bandrem’. Mereka memberi penanda dalam satuan milimeter untuk menyebut besar bracket. Kalau orang Jawa mengatakan bracket besar sebagai ‘model keroncong’.

    Menarik diskusi ini..monggo temen yang lain barangkali punya pengalaman dalam menyebut berbagai varian Gazelle, bisa dibagi.

  49. Mas Andyt, mohon maaf, ikut nimbrung. Saya sendiri punya Gazelle Empeta seri 9. Setahu saya ciri-cirinya adalah bos velg kecil, kemudian pada slebor, pada sisi-sisi pinggirnya tanpa cat, jadi warna asli mengkilap dari besi di-slep. Kemudian rata-rata gazelle tipe ini menggunakan sistem rem karet. Nuwun.

  50. Adakah tulisan Empeta di Gazellemu? atau hanya istilah saja Empeta itu..suwun

  51. Tidak ada tulisan empeta di semua bagian sepeda. Barangkali itu hanyalah semacam sub brand saja. Sepeda sedang dalam proses restorasi, nanti saya kirim gambar setelah selesai. Saya belum memakai lama, karena baru dapat minggu lalu. Tapi rasanya cukup ringan dan lincah bermanuver saat mencoba. Salam.

  52. mas, kenapa nggak discuss gazellenya di wiwinaked aja..kan ini simplex forum ..heheheh 😀 ..ampyun maas..ampyun

  53. heheh, ini kan rumah simplex yah om…mang T, bisa aje dah….
    begini maksudnya…..mungkin gazellenya jenis gazelle cycloide luxe 🙂

  54. namanya juga satu komplek, boleh dong tetangga gazelle main ke rumahnya simplek untuk discuss……he.he.he.

  55. Kunci di Simplexnya KerenZ!!!
    Pas banget sama sepedanya.

  56. hiks…, emang bisa jadi semua istilah yg saya dapet itu hanya istilah lokal yg dpake untuk penamaan produk gazelle, sperti yang kemaren saya baru tahu kenapa ada sadel dinamai celeng, ternyata nama asli sadel itu adalah brooks challange yg dbaca dg lidah kita sbg sadel celeng ato saya juga baru tahu penulisan istilah Simplex Cycloide dari Om Andyt, sbelumnya yg saya tahu adalah Simplex Skulit, yg juga mnurut lidah kita 🙂 …
    mungkin ini yg perlu kita ulas agar tdk tjd salah krapah, hwe..he..

    n lnapa dbahasnya d Simplex Forum ya krn yg dianggap mumpuni njawab sepeda Belanda adalah Om Andyt, hwe..he…

    tengkyu Om Andyt utk pncerahannya.

  57. to OP,
    emang rumput tetangga selalu labih hijau dan fresh hehehe……..

    mengenai nama sih emang sering kali begitu kali om pitt, contohnya… liat aja vw bettle, kalo di indonesia namanya frog tapi kalo di usa namanya bugs, bisa jadi tiap daerah/ negara punya nama julukan sendiri2.
    ini yang jadi tambah bingung untuk ngurut silsilahnya habis kebanyakan pake “alias” sih, tapi…yang penting enak dinaikin ama digenjotnya hehehe 😉

  58. mas saya rasyid di medan setahu saya,simplex tiang sayap nya tidak memiliki kuping seperti pada ralight ,biasanya hanya sebatang besi kecil yang yang dilekukkan dan kemudian di ikatkan dengan menggunakan plat ke sayap .

  59. sayap apaan mas Rasyid? Emang Simplex ada sayapnya? kayak kupu donk…hehehe…
    perkara sayap mah yang bisa ngejawab mang T, soalnya dia kan demenannya ada juga yang bersayap selain bersetang, hehehe…

  60. pak David,
    kalau di Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya sadel celeng namanya peniti, karena konstruksi kerangkanya mirip ama peniti. Terus ada juga yang menyebut celeng karena bentuk samping mirip kepala celeng, yakni panjang dan monyong gitu….

  61. huahaha, baru tahu kalo mang T, boga sayap,
    heheh…siga Batman ama Superman dong…..

  62. mas andyt, beda istilahnya kali padahal barangnya itu-itu juga yg disebut….(kang jana gaduh manuk naon dibumi..bwahahaha..OOT ah..)

  63. aya oge manuk dadali mang…cuma buluna hideng kriting hehehe…

  64. manuk hideung, mesti orangna hideung pisan, kang..wakakakaa

  65. bos….klo gazele no seri 533220…..itu type apa…selebor belakang berlobang-lobang dudukan lampu gak ada…memang jenis dames…bracketnya gede…
    Trus koq catnya bekasnya ijo…ada ya om..gazele cat ijo….

    suwun….

  66. Mas Andyt,
    klo sadel yang pakai plat kayak simplex 11245, kira-kira buatan tahun berapa?
    klo sepeda tersebut buatan tahun 1910 kayaknya lebih pantas pakai lampu minyak.

  67. mas… saya ngefans berat sama simplex cycloide elite… ada yang mau jual nggak….???????????

  68. kalau ada yang mau jual simplex cycloide elite… e-mail saya dunk… di Alila.restocafe@yahoo.com

  69. Bang lai,
    Cycloide sekarang banyak dicari, entah karena konstruksi yang enak, ataukah lagi ikut-ikutan demam memburu Cycloide. Barangnya langka banget, jadi makin sulit nemunya. Lima tahun lalu saja, ketika belum banyak orang tahu cycloide sudah sulit nyarinya, apalagi sekarang…..Namun jangan putus asa. Dua minggu lalu ada temen dari Jawa
    Tengah yang dapet cycloide pria asli seri 2 cuman 1,2 juta! Itu harta karun kata saya!
    Heran banget haree genee dapet cycloide bagus (foto dikirimkan ke email saya) cuman segitu!. Harga 5,1juta pun banyak orang berani!

  70. Niko,
    Lampu minyak mahal, lagian lampu adalah asesories, bukan bagian dari konstruksi sepeda. Ngapain cari yang mahal kalau Berko klasik (yang lebih murah) ada.

  71. Bang lai kalau ada waktu coba main di sekitar pasar sepeda prambanan ( pasaran jawa legi atau pon kalau abang pas liburan ) atau kata teman daerah klaten selatan ( bayat, cawas, wedi ) masih banyak petani memakai simplex kalau beruntung bisa dapat harga miring karena pengalamanku daerah jogja dan sekitar simplex kurang top. coba hunting semoga berhasil

  72. kalau ane sih seadanya pas dapat sepeda aja nggak usah dipikirin mesti ini itu ..lagian tiap sepeda punya karakter berbeda-beda mesti keluar pada tahun yg sama dan merek yang sama. (maklum punya sepedanya cuma 1..).yang penting sepeda enak dipake mikirin accesories terus kapan makenya? betul kan mas..hahaha….kan semua tergantung kocek pada saat itu..ya udah deh mas ane sih nggak mau banyak komentar..dari pada salah ntar ketahuan blo’onya padahal emang iya..wakakakak ..goes..lagi ah…

  73. buat semangat orang sih bagus tapi kalo ngebo’ongin orang itu dosa, bener… di rumah cuma punya 1 sepeda…?, perlu saya foto nggak koleksinya, mr. T..? h h h h…..

  74. halagh…. pake ganti aran h h h h ………….

  75. maksudnya ngeboongin orang itu gimana, Pakde Parno?

  76. iki loh mas andy, mosok si “orang bandung” bilang katanya dia cuma punya 1 sepeda di rumahnya, walah padahal,…..itukan namanya ngebo’ongin orang yah h h h h ……..

  77. saya yakin kalau orang itu memang punya satu sepeda di rumahnya. Sepeda-sepedanya yang lain ada dirumah orang. Contohnya ada satu di rumah saya, hahaha…..belum saatnya di launch katanya.
    Dia nggak bohong Pakde Parno.

  78. iya yah,benar juga……… sepedanya cuma 1 yang ada di rumah, yang lainnya dititipin ke rumah orang, ngomongnya sih tolong nitip jualin, padahal sebenarnya cuma numpang taro, ah dasar si mr T, calus juga he he he…

  79. kayaknya nggak ada sepeda kang T yang akan dijual. Justeru kalau ada yang dia belum punya malah dia beli kok.

  80. Benar gak seharusnya Simplex diatas pakai slebor depan setengah? sesuai dengan tahun pembuatannya

  81. he..he..

  82. Aku malah belum pernah tahu Simplex yang slebornya separo. kalau punya mbok dikirim fotonya? Jangan asal nebak. Dua tahun lalu, Kuner bilang di salah satu suratnya kalau di Belanda ada tren memotong slebor sepedanya supaya tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Hal ini juga dibenarkan oleh Koopmans pada kasus Fongers BB. Asal tahu saja, bahwa sepeda ini sudah saya konsultasikan ke Kuner tahun 2004 lalu. Saya hanya meneruskan apa komentar dia. Kalau mau menyanggah silakan langsung saja ke Kuner jangan asal nebak tanpa bukti. Bagi saya yang penting sepeda itu enak dikayuh, syukur dapet yang ori atau kalau nggak ya gak apa-apa..

    Kalau kamu punya sepeda yang lebih bagus dan dianggap lebih asli mbok ya di upload, jangan asal komentar, doank…Wokeh?

    buat Bejo,
    Kok yang disuruh sabar saya? Kan bukan saya yang marah-marah? Nagapin juga minta maaf?

  83. Setuju mr.T emang sekarang banyak yang kayak gitu. Nggak setuju boleh saja, namun yang penting bukti ya nggak?
    ..ya nggak?

  84. silahkan lihat Simplex Dames 1915 punya Meneer Andre Kopmans yang slebor depannya juga separo
    ini buktinya:
    Simplex ~1915

  85. Coba amati di
    http://www.rijwiel.net/reclame/sim/sim-foln.htm ada folder iklan Simplex buatan tahun 1920. Mirip banget punya Andre Koopmans.
    Kalau Belanda saja yang memproduksi masih simpang siur tahun pembuatannya, bagaimana dengan kita yang lebih nggak memahaminya?

  86. Niko,

    Nomer seri punya Koopmans berapa? Terus apakah kamu yakin kalau jenisnya sama antara
    yang diupload diatas dengan punya Koopmans ini? Mengapa yang torpedo dudukan slebor bagian depan terletak pada belakang pangkal garpu sedangkan yang bertransmisi rem dudukannya ada didepan pangkal garpu? Sedangkan menurut mereka indikator Simplex kuno adalah dudukan slebornya di pangkal garpu sebelah depan? Ini kan hal yang kontradiktif?

    Kalau kamu bisa menjawab pertanyaan yang jadi pergumulan saya sejak lama, silakan baru
    boleh kau debat argumen mereka dalam menentukan tahun sepeda itu.

    Sekali lagi, yang MEMPUNYAI ARGUMEN kalau sepeda cycloide-elite-11245 buatan tahun 1910 adalah Herbert Kuner yang (katanya) setelah dirujuk kesana kemari. BUKAN SAYA. Saya hanya mengupload untuk wacana bersama. Yang penting bagi saya adalah bukan tahun, tapi kenyamanan saat dikendarainya.

    Saya juga menyangsikan apakah sepeda ini buatan tahun 1910 atau tahun 1920 atau 1930, namun saya
    tidak mempunyai cukup data sahih guna membuktikannya. Saya menyetujui pendapat Kuner dengan melihat perbandingan di situs http://www.rijwiel.net/artsim_n.htm tentang penomoran produksi Simplex. Walaupun disana hanya tertulis buatan sebelum tahun 1930 saja.

    Setuju atau tidak setuju bukan urusan saya.

  87. waduh keren bgt tuh simplex meneer andre mas niko, keren2 slebor depannya cuma setengah ck..ck..ck…hueebbaaatt..!!!

  88. piiiiiissssss ……. donk ah ……….
    mas andyt :
    mau nanya, gmn caranya kl aku mau bedain antara cycloid elite dan lux ? trus type cycloid yg lain ada apa lagi selain itu. trims ya….

  89. mas andyt terima kasih sekali paketnya sdh saya terima, maaf jika membuat mas andyt tidak berkenan atas sms saya beberapa waktu yang lalu karena saya tidak memahami keadaan mas andyt, saya menyesal mas, mohon maaf.-salam damai-
    -terima kasih sekali mas-
    -bejo-

  90. ah, aduh……..

  91. kalo mo tanya / cari daftar sepeda yg diproduksi era 1930-an dimana?

  92. di internet kali mas…

  93. coba cari di http://www.rijwiel.net, lalu search dibagian produk dan merek. Di sana banyak merek yang sudah eksis sebelum tahun 1930-an, seperti Gazelle, Simplex, Fongers, Burgers, atau Raleigh, dan Humber dari Inggris yang lebih tua dari merek-merek tadi.

    Indonesia tahun segitu (sejak 1890) baru taraf menjadi distributor produk-produk sepeda dari Eropa misalnya Cleveland, Joos, Yerseys, Acetyleen, De Wereldberoemde, Columbia, Hartford, Vedette, dll selain merek-merek yang kita kenal sekarang.

  94. Mas Andyt,

    Barangkali masih punya stock Transfer Merk Simplex Cycloide nya?
    Minggu2 ini saya ada di Semarang, dimana ya saya harus mencari barang ini?

    Trims,
    Mang Thoyib tea

  95. Thoyib

    kalo kesemarang sekalian mampir ke jogja dah deket tinggal dua jam lagi, mumpung off lama neh…!

    regards

  96. mang Thoyib tea,
    Ada dua Cycloide (Luxe) koleksiku yang belum di kasih TM karena sulit nyarinya. Sejak tahun 2005 nyari belum nemu. Tadinya ada 4, namun dapet dua dari link Bandung. Tiggal dua yang belum ketemu lagi. Nggak tahu pada kemana dan siapa yang menimbunnya, hahaha…. 😛

  97. Kemaren waktu di acara HUT ke-3 KOBA, katanya ada 8 lbr di klitikan tp pagi2 bener dah diborong orang. Tapi aq gak yakin apa TM nya sama dgn yang di Cycloide mu.
    Aq sering pulang ke Bdg. Kasih info dong link yang di Bdg, mr. T bukan yaw..?

    Salam

  98. mu nanya tenteng valaus venlo, masih sepeda belanda juga kan mas andyt.
    mohon pencerahan

  99. biG boim,
    sepeda buatan Belanda itu ada ratusan merek. Valaus Venlo aku baru tahu dari pertanyaanmu, jadi maaf nggak bisa jawab, silakan yang lain saja barangkali ada yang tahu, atau kontak langsung ke oudefits.nl

  100. mang Thoyib, tea,

    TM Simplex yang beredar sekarang (buatan lama) setahu saya berasal dari 3 produsen berbeda. Yang pertama asli dengan ciri-ciri bentuk utuhnya kotak bujur sangkar ukuran 15×15 berdiri sendiri-sendiri. Kalau Neo ya Neo kalau Cycloide ya tanpa tulisan Neo. Terus yang buatan lokal (pak Makmun sesepuh dan mekanik PASKAS menyebutkan ada dua produsen yakni buatan Surakarta dan Kudus). Keduanya muncul sekitar tahun 1960-an. Cirinya adalah bentuknya agak bujur sangkar, dan di dalamnya terdapat tulisan Neo dan Cycloide yang dapat dipilih dan digunakan konsumen sesuai kebutuhannya. Konsumen yang tidak paham, biasanya ditempelkan semuanya, sehingga akan berbunyi ‘SIMPLEX NEO CYCLOIDE AMSTERDAM’. Aneh sekali bukan?

  101. mas Andyt,

    Kebetulan sekali waktu acara Podjok, saya dapat selembar TF Cycloide Elite, yang ada tulisan : SIMPLEX AMSTERDAM, CYCLOIDE ELITE, Cycloide saja 2 ea, dan 2 buah logo bulet. Kayanya ini edisi jadul!
    Sayang sekali tulisan CYCLOIDE ELITE nya robek waktu ditempel! Maklum pemula, seumur-umur baru kali itu nempel TF. Sedih betul euy! Sampe-sampe orang serumah ta marah-marahin.

    Trus yg jualan bilang, mas Andyt baru aja dpt 2 lbr TF hadiah dr orang Kalimantan, tul gak boss? Klo masih ada yg tulisannya CYCLOIDE ELITE aja, boleh lah di bagi-bagi. He he he.

  102. mang Thoyib,

    menempelkan TM apalagi yang jadul sangat besar resikonya. Tak selamanya kondisi TM mulus, proses penyimpanan yang kurang baik justeru malah memperparah proses lapuknya, sehingga ketika hendak kita manfaatkan jadi hasilnya kurang optimal. Sudahlah nggak usah disesali terlalu dalam.

    Kabar yang kau dengar itu kurang tepat. Saya memang mendapatkan kenang-kenangan TM, namun bukan dari Kalimantan. Pemberian pak Rendra, Karawang. Jumlahnya cuman satu saja, kondisi juga sepertinya nggak bisa lagi untuk ditempelkan karena sangat tua dan rusak (bagian yang harusnya dilarutkan dengan pernis/tiner sudah melekat dengan bagian kertas pelindungnya sehingga susah sekali dilepas). Dugaan saya TM ini orisinil, sebab grafisnya mirip dengan yang tertempel di Simplex pak Kuner. Kebetulan saya belum pernah memiliki, dan ini menjadi kenang-kenangan yang sangat berharga bagi pecinta Simplex seperti saya ini. Pak Rendra nemunya juga di daerah Jabar, kok. Siapa tahu masih ada… 😛

  103. mas Andyt,

    dia masih punya satu TM lagi, tp tidak untuk ditempel, diliat-liat aja katanya buat koleksi. Dia dpt dr kampung halamannya di Purwokerto.

    Kekurang optimalan waktu di tempel, malah berkesan TM nya jd kaya bawaan aselinya, lecet lecet dikit….he he he

  104. betul mang, kurang optimal waktu nempel bisa jadi kesan udah puluhan tahun lalu nempelnya, namun kalau kurang optimalnya itu sangat banyak, jadinya malah nggak jelas apa itu TM Simplex apa TM yang lain, hahaha… Dulu ada anggota PAKAR yang punya Simplex tapi tak punya TM Simplex, saking ngebetnya TM itu tapi nggak nemu, lalu ditempelkannya TM lain, namun karena belum lihay, jadi hanya sedikit bagian yang nempel, namun malah orang lain nggak tahu dikiranya itu TM Simplex yang jadul tertempel.

    Atau pakai cara itu saja, hahaha 😛

  105. Apakah kondisi speciaal handlebar ataupun crown cup fork depan yang di CHROM dengan yang chrom mannya SUDAH HILANG akan mempengaruhi seorang ‘ahli sepeda’ -sebutlah KUNER-dalam menentukan (dating) umur cycloide?

    Misal : cycloide dgn no rangka 1x xxx (atau no berapa pun yg dibawah 100.000), karena stang dan crown cup fork nya sudah karatan, maka ditafsir dibuat th 1915-an. Tp begitu diliat, chrom man nya msh ada (90 %), penafsiran dating jadi berubah ke tahun 1931-1936?

  106. buat bang thoyib..katanya dicari istrinya..kan belum pulang2 tuh 3x lebaran hehehe…saya mau mencoba jawab tapi jangan terlalu ditanggapi serius ya.heheh masih belajar namanya jg..kalau menurut pendapat saya karat atau tidak sepeda tahun berapapun tidak menentukan umur..tergantung simpunya..kalau dia rajin merawat dan menyimpannya tidak sembarangan tentu biar sampai kapan pun nggak akan karat apalagi kl generasi simpunya barang turut merawat jg…jadi tergantung perawatan dan penyimpanannya jg menurut saya yg awam itu jg lho 😉

  107. Mang Thoyib,
    Bentuk dan model tutup porok depan juga dipertimbangkan sebagai salah satu identifikasi dating Simplex. Porok pada Simplex varian lama tutupnya menyatu dengan batang porok dan tidak dichroom, namun di vernekel (sama seperti yang terdapat di sepeda Gazelle, Fongers, Burgers atau sejenisnya buatan periode yang sama). Terlihat perbedaan yang mencolok antara opsi porok bertutup krom dengan yang edisi tanpa tutup, yakni bentuk porok, tuas cenilan rem, dan jalu. Biasanya porok yang bertutup chroom melekat pada porok yang berjalu, atau klem, atau biasa (jika sepeda beropsi torpedo). Baik pak Kuner dan pak Koopmans pernah mengatakan bahwa chroom digunakan setelah era 1935-an. Justeru menjadi aneh apabila terdapat sepeda Simplex varian kuno yang bentuk, model, jenis transmisi rem, dan nomer frame merujuk pada tahun-tahun 1915-1920 namun berpenutup porok yang krom-kroman. Sama anehnya dengan sepeda non Cycloide Elite tapi memakai setang speciaal Handlebaar. Tetapi itu bagi yang tahu, kalau bagi yang NGGAK TAHU, mah biasa-biasa saja, sebab setangnya kan mahal lagian telah terjadi salah kaprah di masyarakat bahwa setang speciaal itu sebagai SATU-SATUNYA penanda varian Cycloide, bukan di ukuran braket.

    Kondisi part sepeda yang dikroom kadang juga diperhatikan ketika mendeteksi umur sepeda (dating). Namun apabila sepeda sudah direstorasi (dicat ulang dan dikrom) atau setang dan tutup porok diberi acid sehingga muncul karat dan menghitam, maka hanya sedikit orang yang tahu. Sebab harus dibandingkan dengan bagian part sepeda yang lainnya dengan memperhatikan logika, dan time frame. Ini termasuk bagian dari ‘ilmu keur sepeda’.

    Banyak sepeda yang telah direkayasa dengan dicat ulang atau dikrom biar tampil menawan dan menimbulkan opini positif, namun sebenarnya tidak sesepele itu. Sepeda-sepeda yang berasal dari periode ‘belum menerapkan krom’ pada produksinya, akan nampak kelihatan direkayasa jika sekarang tampil dengan krom-kroman dan ngejreng (Kecuali karena alasan opsi tampilan Custom). Setang dan tutup porok tidak terdapat satupun penanda yang dapat menentukan umur sepeda, kecuali dari ‘hubungannya’ dengan bagian lain, misalnya tutup porok dengan poroknya. Hanya dari bentuk dan model poroknyalah dapat ditentukan apakah tutup porok itu berasal dari era yang sama dengan poroknya. Demikian juga setang speciaal. Kadang orang merekayasa setang itu menyesuaikan apa yang diinginkannya, jika sepedanya mulus, maka setang (yang bukan aslinya berasal dari sepeda itu) lantas dikrom atau dicat ulang agar mulus. Demikian juga sebaliknya, sepeda kusem atau karatan, maka setang speciaal (yang bukan berasal dari sepeda itu )lantas dibuat menyesuaikan sepedanya. Dari diskusi dengan pak Kuner tahun 2002 lalu, dikatakan bahwa setang speciaal itu hanya diproduksi Simplex sampai tahun 1935an dengan alasan biaya mahal dan komponen yang fragile. Brosur Simplex tahun 1948an sudah tidak lagi menampilkan opsi setang tersebut.

  108. mas andyt, setelah sy gosok2 no seri sepedaku 42175
    maaf waktu kirim foto by email gak jelas hehehe.., kira2 taun berapa ya? nuwun ah…

  109. Yang betul bukan nomer seri, tapi nomer frame. Sebab itu urutan jumlah produksi, kang. Harus dilihat lagi apakah di frame depan ada lebihan? supitan belakang dicor ataukah bautan, lalu bagaimana dengan bentuk penampang besi supitan tersebut, bentuk oval ataukah D terbalik? Kalau sambungan cor, supitan oval, rem karet ada cenilan, dan frame depan ada lebihan berarti kurang lebih tahun 1935 paling muda. Namun kalau bautan, penampang kaki supitan belakang bentuknya D kebalik, berarti tahun 1950-1955.

  110. mas andyt, kemaren kan sy sudah kirim foto katanya Neo Lama liwat email mas, cuma no frame ya yg gak jelas, jadi tahun brapa ya?
    hehehe

  111. Coba dikirim lagi, kang. Soalnya saya cari gambar nggak ketemu juga. 😛

  112. ada yang jual gak?simplex Cycloide

  113. saudara Joni,

    Simplex Cycloide adalah buruan utama penggemar sepeda kuno di Indonesia dua tahun terakhir ini, sehingga jenis ini menjadi sangat..sangat..langka. Kebanyakan yang muncul sudah gado-gado (onderdil tidak semua asli dan dicampur dengan opsi merek sepeda lain), dan ada pula yang palsu (dari frame Hima, atau Valuas atau merek kurang terkenal lainnya) dan celakanya dijual dengan harga mahal sebagai Cycloide asli. Pembeli yang kurang jeli hanya menyesal dikemudian hari. Jadi sebaiknya hati-hati. Satu tromol Cycloide-nya saja dengan kondisi 80% laku sejuta lebih! 😛

  114. spedae dah balik lagi ke rumah, matur nuwun ya….buat infonya & salam buat pa Manu, ‘ketok magic’ nya pancen oye…!

    Liat foto pa Andyt di hajatan pa Umar, dah keliahatan seperti dulu lagi, gemuk and seger lagi 🙂

  115. aq py sepeda, kayaknya udah tua tuh
    tp sdh tdk ada merk nya jadi sy bingung itu sepeda merknya
    apa, hanya ada tertulis nomor rangka dibawah sadel 59619
    apa dengan type nomor rangka sdh bs dibedakan merknya mohon penjelasan

  116. mas andyt minta saran, aku mau lepas stang sepeda tapi baut tengah stang udah lepas bahkan bisa diangkat keatas, tetapi stang belum bisa lepas dicoba diangkat keatas dan diputas-putar tetap tidak mau. ada ide mas ?

  117. Mas Faj,
    mestinya baut dikendorin empat putaran lalu dipukul pakai palu sehingga baut jadi turun bersama mur kontrak untuk setangnya, bukan dikendorin sampai lepas. Kalau sudah lepas bautnya, namun setang masih nggak bergeming, silakan dipasang lagi bautnya dan diputar kearah kanan (mengunci) setelah baut panjang setang tersebut nggak bisa ditarik lepas, cobalah dipalu kebawah, sampai ‘mendelep’ (bhs jawa) nanti pasti setang bisa diputar kiri-kanan. Okey selamat mencoba..kalau masih kesulitan via SMS saja mas.

    @ mas BB,
    padahal berat badanku lebih ringan daripada ketika ultah PODJOK 2 November 2008 lalu, mungkin karena pengaruh seragam baru PAKKAR yang belum kucuci sejak dari penjahitnya, jadi tampak kedombrohan…hehehe…Syukurlah kalau sepedamu sudah baik lagi, pak Manu memang hebat, dia seniman besi tulen.

  118. bang,bedanya Simplex Cycloid ama yang bisa bedainnya gmn?(selain dari stangnya?

  119. bang sondee tanpa mengurangi rasa hormat, bisa di baca di perbedaan simplex cycloide dengan neo, banyak ulasan tentang ini, kata kunci tremukan artikel tentang besar braket.

  120. kapan punya sepeda simplex asli, dah ktipu 1 kali, hiks… doakan biar dapet yang asli. tarik mank…
    simplex i love u…

  121. kalau ada yang punya stang simplek cycloid lang sung saja tlp 081911300005 maaf jarang buka email.salam ontel tuk semua ontelis dari CEPOT-CIREBON

  122. Mas Andyt, saya new comer di bidang per-Onthel-an, liat sepeda onthel kok jd kepingin punya, begitu punya, pilih merk simplex, tp kata temen2 Simplexnya PALSU… hiks3x cara membedakan asli & palsunya gimana mas ya… soalnya ontel saya yg” palsu” itu jg ada no serinya huruf S & angka 5 digit… mohon petunjuk mas…

  123. Mas Andyt aku punya Simplex Cykloid nomor rangka 169789 Tahun 1935, Kurangnya diapa ya Mas ? Fotonya ada di FBku Maz………..

  124. Yang bikin heran di bagasinya merk Hopmi Holland tapi ada kotak kuncinya dan masih kelingan semua Maz………..

  125. malam kawan2 simplexer indonesia…saya punya simplex ne lokasi dibali, emblem masih ada cuman seri gak tau mhn panduan…

  126. jenis simplex apa ya mas Andyt mohon pencerahannya
    seri no 7093 yang terlihat.
    stir tusuk supitan belakang cor menyatu
    garpu depan T cor dan ada chrome tidak ada topinya

  127. Simplex forum masih aktif ?

  128. saya abis dapet fosil sepeda tua,
    katanya sih simplex cycloide.. didepan ada lubang bekas emblem empat, cenilan dibawah garpu sapit urang, no. seri 5 digit 10111.. apa bener asli jenis simlex elite kaya diatas ya?? tapi ndak ada dudukan pompa.. nuwuuun

  129. Simplex cycloide apa velgnya ada yg nggak warna hitam ? saya dapat cycloide kok velg mirip yg ini

  130. aku juga punya

Leave a reply to joni Cancel reply